55 Jamaah Haji Indonesia Wafat di Arab Saudi
SinPo.id - Jamaah haji yang wafat di Arab Saudi bertambah menjadi 55 orang. Kebanyakan jamaah yang meninggal dunia akibat kelelahan setelah menjalani prosesi puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan pada para jamaah untuk tetap menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri.
“Kita semua lelah setelah menjalani puncak ibadah haji. Sebab, haji memang ibadah fisik. Untuk itu, pasca-Armuzna, saya harap jamaah fokus menjaga kesehatan dan tidak memforsir diri,” ujar pria yang karib disapa Gus Yaqut itu di Jeddah, Sabtu (16/7/2022).
Menurut Gus Yaqut, sebagian jamaah ada yang baru akan melaksanakan tawaf ifadah setelah mabit di Mina. Menag mengingatkan bahwa waktu pelaksanaan tawaf ifadah cukup panjang, kecuali bagi jamaah gelombang awal yang akan segera kembali ke Tanah Air.
“Untuk jamaah yang masih lama di Makkah, diimbau untuk memulihkan kesehatan dan kondisi fisiknya terlebih dahulu dan tidak memaksakan untuk bergegas melakukan tawaf ifadah,” pesan Gus Yaqut.
Gus Yaqut berharap jamaah yang berangkat pada gelombang pertama dapat mengatur aktivitasnya selama menunggu jadwal kepulangan, baik kegiatan yang sifatnya ibadah, belanja oleh-oleh, atau lainnya.
Demikian juga bagi jamaah gelombang kedua yang masih harus menuju Madinah untuk menjalani Arbain (salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi).
“Perjalanan masih cukup panjang dan itu membutuhkan kondisi fisik yang prima. Cuaca di Arab Saudi juga sangat panas. Jangan tunggu haus untuk minum,” tutur Gus Yaqut.
Gus Yaqut menambahkan, angka kematian dalam satu pekan terakhir cukup meningkat. Dalam tiga hari terakhir, jumlah jamaah wafat mencapai sembilan orang. Sementara kalau dihitung sejak awal kedatangan hingga hari ini, total ada 55 jemaah yang wafat.
Menurut Gus Yaqut, angka kematian tahun ini memang jauh lebih kecil dibanding lima tahun penyelenggaraan haji sebelumnya.
Tahun ini, dengan total jemaah haji 100.051, sampai dengan hari ke-43 operasional haji, ada 55 jamaah yang wafat.
Sementara hingga hari operasional yang sama pada tahun 2015 misalnya, ada 463 jamaah wafat. Pada 2016, ada 224 jamaah wafat.
Tiga tahun berikutnya, angka kematian hingga hari ke-43 pada angka 390 (2017), 206 (2018), dan 241 (2019).
Meski angka kematian menurun signifikan, Menag meminta jamaah untuk terus memperhatikan kondisi kesehatannya.
Faktor kelelahan ditengarai dapat memicu jamaah jatuh sakit, sehingga, perlu upaya jamaah untuk menyesuaikan aktivitas sesuai kondisi fisiknya masing-masing.
“Mari bersama menjaga fisik kita agar tidak terlalu kelelahan. Sesuaikan aktivitas dengan kemampuan fisik jamaah masing-masing,” pungkas Gus Yaqut.

