Komnas HAM Siap Tampung Informasi dari Masyarakat Terkait Kasus Baku Tembak Ajudan Irjen Ferdy Sambo

Laporan: Tri Bowo Santoso
Kamis, 14 Juli 2022 | 05:50 WIB
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsari. Foto: Istimewa
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsari. Foto: Istimewa

SinPo.id - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) siap menampung semua informasi dari masyarakat yang mengetahui fakta-fakta terkait kasus baku tembak dua ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsari, mengatakan, informasi dari masyarakat diperlukan untuk menguatkan fakta-fakta dalam mendukung penyidikan kasus tersebut.

"Kami tentu saja Komnas HAM membuka diri terhadap informasi yang dimiliki masyarakat, dimiliki oleh publik kalau ada memang hal-hal, fakta-fakta yang terkait dengan kasus kemarin, bisa disampaikan ke Komnas HAM," ujar Beka dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu (13/7/2022).

Sementara itu, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan dua pejabat tim khusus terkait ajakan untuk masuk tim tersebut.

"Nah ketika kami mendengarkan bahwa Kapolri dengan spirit keterbukaan mengumumkan membentuk tim khusus yang salah satunya mengajak kami yang di eksternal Komnas Ham, kami melihatnya ajakan ini adalah spirit keterbukaan, dan kepercayaan kepada Komnas Ham dan kami mengucapkan terimakasih," tutur Anam.

Namun, ditegaskan Anam, Komnas HAM tidak bergabung ke tim itu, dan menjaga independensi serta bekerja sendiri dalam mengungkap kasus tersebut.

Sebagaimana diketahui, insiden baku tembak berawal saat Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masuk ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Diduga Brigadir J melakukan pelecehan dan menodong istri Irjen Ferdy Sambo dengan menggunakan senjata.

"Setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala ibu Kadiv," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022).

Saat itu, kata Budhi, Istri Irjen Ferdy terbangun dan hendak berteriak meminta pertolongan. Namun, Brigadir J membentak istri Irjen Ferdy dan menyuruhnya untuk diam.

"Saudara J membalas "diam kamu!" sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan ibu Kadiv," ungkapnya.

Sontak, istri Ferdy Sambo berteriak.

Brigadir J pun panik karena mendengar suara langkah orang berjalan yang diketahui merupakan Bharada E.

"Kemudian ibu Kadiv teriak minta tolong dan di situlah saudara J panik apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong tersebut," katanya.

Baru separuh menuruni tangga, Bharada E melihat sosok Brigadir J keluar dari kamar.

Bharada E kemudian bertanya kepada Brigadir J terkait teriakan tersebut.

Bukannya menjawab, Brigadir J malah melepaskan tembakan ke arah Bharada E.

"Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," kata Budhi.

Bharada E yang kebetulan dibekali senjata, langsung membalas serangan Brigadir J.

Akhirnya, lima tembakan yang dilepaskan bersarang di tubuh Yosua.

"Saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan," katanya.

Singkat cerita, Brigadir J pun tewas diterjang peluru yang dilesatkan Bharada E.

"Dari hasil autopsi disampaikan bahwa ada tujuh luka tembak masuk dan enam luka tembak keluar (tembus) dan satu proyektil bersarang di dada," pungkas Budhi.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI