Utang Luar Negeri Membengkak, Pakar Ingatkan Krisis Politik Sri Lanka
SinPo.id - Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan utang pemerintah Indonesia berupa penerbitan surat berharga negara atau SBN yang mencapai Rp 6.175,83 triliun bisa dikategorikan mengkhawatirkan. Tercatat angka pinjaman saat ini juga sebesar Rp825,40 triliun, terdiri dari dalam negeri senilai Rp14,74 triliun dan pinjaman luar negeri sebanyak Rp811,67 triliun.
"Kalau rakyat sudah hilang kepercayaan atas pemerintahan Jokowi , bukan tidak mungkin kejadian Sri Lanka terjadi juga di Indonesia", kata Ujang, Senin, 11 Juli 2022.
Ujang mengingatkan Presiden Jokowidodo atau Jokowi, jika tidak bisa menahan laju inflasi dan diikuti dengan kenaikan harga-harga bahan pokok, maka berakibat hilangnya kepercayaan publik terhadap kepimpinan Jokowi.
Ia mengingatkan sejarah di tahun 1998 ketika kejatuhan Rezim orde baru yang memaksa Presiden Soeharto mundur karena desakan dari semua elemen masyarakat, atau dengan istilah people power.
"Situasi diawal-awal menjelang kejatuhan Soeharto hampir mirip dengan situasi sekarang, yaitu hutang tinggi, harga bahan pokok dan bbm naik,” kata Ujang menjelaskan.
Hal itu menjadi alasan Ujang mengingatkan agar Presiden Jokowi berhati-hati dalam mengelola situasi ini. Meski secara politik partai pendukung pemerintah mayoritas di parlemen, namun jika rakyat berkendak, maka nasib Jokowi bisa seperti di Sri Lanka.

