Pengamat: Koalisi Semut Merah PKB-PKS Akan Layu Sebelum Berkembang

Laporan: Ari Harahap
Senin, 13 Juni 2022 | 17:27 WIB
PKB dan PKS sepakat bentuk poros ketiga Pilpres 2024/SinPo.id
PKB dan PKS sepakat bentuk poros ketiga Pilpres 2024/SinPo.id

SinPo.id - Koalisi semut merah yang digagas oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai akan layu sebelum berkembang.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik, M. Jamiluddin Ritonga dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (13/6).

"Wacana koalisi Semut Merah yang digagas PKB dan PKS tampaknya akan layu sebelum berkembang," ujar Jamiluddin.

 Menurut Jamiluddin terdapat dua petimbangan utama yang menyebabkan koalisi semut merah itu akan layu lebih dulu.

Pertama, kata Jamiluddin, PKB dan PKS selama ini dinilai kerap berseberangan. Ideologi perjuangan kedua partai tampaknya kurang sejalan.

"Meskipun dua partai itu pernah dalam satu koalisi di era Susilo Bambang Yodhoyono menjadi presiden, namun koalisi saat itu bukan gagasan PKB dan PKS. Dua partai ini, saat itu menjadi satu koalisi atas prakarsa Partai Demokrat," katanya.

Sehingga, Akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai tampaknya sulit bagi kedua partai untuk menyatukan visi dan misi dalam mengusung presiden. Kedua partai akan terjebak pada ideologi perjuangan masing-masing.

"Pendukung kedua partai juga ibarat minyak dan air. Karena itu, ada kemungkinan bila dua partai itu berkoalisi tidak akan mendapat dukungan dari pendukungnya," jelasnya.

Kedua, dia menjelaskan PKB dan PKS tidak punya tokoh sentral yang kuat untuk mempersatukan dua partai tersebut. Hal tersebut akan membuat koalisi Semut Merah menjadi rapuh, sehingga mudah goyah.

"Peluang ke arah itu semakin besar karena PKB terkesan akan memaksakan Ketua Umumnya Muhaimin (cak Imin) Iskandar menjadi capres. Padahal elektabilitas cak Imin hingga saat ini sangat rendah sehingga tak layak diusung menjadi capres," jelasnya.

Lebih lanjut, persoalan capres yang akan diusung membuat kedua partai akan cepat goyah. PKB dan PKS, kata dia, akan sulit bersepakat bila keduanya memaksakan kadernya menjadi capres.

"Kader kedua partai hingga saat ini belum ada yang layak menjadi capres," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI