Komisi VI DPR RI: Tidak Masuk Akal Menteri ESDM Menaikkan Harga Gas PGN

Oleh: Ismirsyaf Arbi
Sabtu, 23 September 2017 | 10:57 WIB
Mohamad Hekal selaku Wakil Ketua Komisi VI DPR RI - Foto: Istimewa
Mohamad Hekal selaku Wakil Ketua Komisi VI DPR RI - Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Anjloknya harga saham di PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang menukik di level Rp 1.615 per lembar saham menuai sorotan tajam dari berbagai kalangan. Salah satu yang menyoroti hal ini adalah Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal. Ia mengatakan, bahwa anjloknya harga saham di PGN salah satunya disebabkan pemberlakuan kebijakan dari regulator (Kementerian ESDM) yang menaikan harga bahan baku gas ke PGN. Hal ini tentu berimbas pada pengeluaran awal atau modal untuk membeli bahan baku.

"(Disatu sisi) ada kebijakan nurunin harga gas untuk industri, di lain pihak Menteri ESDM ada juga naikin harga pasokan gas kepada PGN, padahal pemasoknya perusahaan asing," katanya saat dihubungi sinpo.id, Jumat (22/09).

Politisi Gerindra ini menegaskan, dengan modal pengeluaran yang semakin tinggi namun tidak dibarengi dengan pendapatan yang ikut terkerek naik, maka tentu akan berimbas pada keuntungan dan harga jual saham.

"Jadi, PGN kejepit (karena) dari sisi revenue (Jumlah uang yang diterima oleh PGN dari penjualan produknya) harus tetap atau turun. Dari sisi cost (Pengeluaran malah semakin) naik, pasti tertekan lah margin, dan itu langsung berdampak ke nilai saham," lanjutnya.

Menurutnya, naiknya bahan baku gas ke PGN hanya akan menguntungkan pemasok yang mayoritas dimiliki oleh pihak asing.

"Sama sekali tidak logis Menteri ESDM menaikkan harga gas untuk PGN yang menguntungkan pihak asing," tegasnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Ignatius Jonan selaku Menteri ESDM agar kembali menata ulang kebijakan tersebut, agar lenyapnya nilai kekayaan negara puluhan milyar itu tidak terulang kembali.

"Saya harap pemerintah sudah jeli mengkalkulasi yaitu manfaat dari kebijakan-tersebut, dibanding Loss value nilai saham PGN kita yang mencapai puluhan trilyun," tutupnya.sinpo

Komentar: