Soal Capres ?Modal Ganteng?! Yan Harahap: Makin Paten Lagi IQ-nya Tinggi Dan Berakhlak Mulia

Laporan: Ari Harahap
Jumat, 29 April 2022 | 17:48 WIB
Politisi Demokrat, Yan Harahap/net
Politisi Demokrat, Yan Harahap/net

SinPo.id - Partai Demokrat turut angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani yang menyindir Capres modal ganteng doang. Demokrat menilai pernyataan Puan itu ada benarnya juga.

Hal itu disampaikan Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat, Yan Harahap saat dihubungi SinPo.id, Jumat (29/4).

"Betul juga. Kalau cuma modal ganteng saja, otak kosong, tak memiliki strong leadership, kan percuma," ujar Yan.

Dia menilai, apabila sosok pemimpin Indonesia nantinya hanya modal ganteng namun tak memiliki kapasitas. Maka, hal itu akan semakin menumpuk permasalahan bangsa ini.

"Bisa makin runyam bangsa ini dipimpin orang seperti itu," tegasnya.

Namun, jika Capres yang ganteng itu, kata Yan, memiliki wawasan intelektual yang tinggi dan berakhlak mulia. Hal tersebut tentunya akan lebih baik lagi.

"Lain halnya jika sudah ganteng, intelektualitasnya tinggi, lulusan terbaik di segala bidang yang digeluti, berakhlak mulia, nah itu baru paten," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan menyinggung soal Calon Presiden (Capres) yang cuma modal ganteng  di depan kader DPC PDIP Wonogiri.

Dia mengajak agar masyarakat memilih sosok calon presiden atau capres yang mau bergotong-royong membangun bangsa. 

"Saya minta itu adalah kembalilah ke jati diri akar Indonesia. Pilihlah orang yang betul-betul cinta Indonesia, dukung orang yang memang mau bergotong-royong untuk membangun bangsa ini bersama," ujar Puan beberapa waktu lalu.

Menurut Puan, masyarakat saat ini lebih memilih pemimpin yang modal tampang dan sering tampil di media sosial. Tetapi, begitu disuruh melayani rakyat dia tidak bisa. 

"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka yo wes lah dia saja asal ganteng, dia saja yang dipilih asal bukan perempuan. Yo wes, dia saja walau nggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin', tapi kemudian nggak bisa kerja, nggak deket rakyat," katanya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI