Penundaan Pemilu Gak Akan Pernah Terjadi, Wiranto: Sia-sia Meributkanya, Untuk Apa Demo?

Laporan: Samsudin
Sabtu, 09 April 2022 | 17:58 WIB
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto memberikan keterangan pers/tangkapan layar
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto memberikan keterangan pers/tangkapan layar

SinPo.id - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto mengatakan isu penundaan pemilu 2022 sebatas wacana. Tidak mungkin ada amandemen konstitusi terkait perpanjangan masa jabatan presiden.

Alasanya, wacana itu tak banyak mendapat dukungan di MPR. Dari Sembilan fraksi di DPR, hanya tiga fraksi yang mendukung. Sementara sembilan parpol sebaliknya, tidak setuju dibawa ke MPR.

“Ditambah DPD, DPD tidak setuju. Jadi, mana mungkin terjadi perubahan amandemen UUD 1945 mengenai jabatan presiden tiga periode?" kata Wiranto dalam jumpa pers di kantornya, kemarin.

Dia mengatakan selama ini perpanjangan masa jabatan presiden sebatas wacana. Mantan Panglima TNI itu berkata pemerintah tak pernah merencanakan amandemen konstitusi. Hal yang sama juga terjadi di parlemen.

"Sebenarnya sudah jelas wacana itu akan berhenti di wacana karena tidak akan dapat diimplementasikan, diwujudkan, dan dilaksanakan karena alasan-alasan tadi itu," ucapnya.

Menurutnya, aksi demonstrasi tidak dilarang. Namun, Wiranto menegaskan salah satu tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi massa tersebut telah dijawab pemerintah.

"Demo kan tidak dilarang. Saya pun tidak berhak melarang demo. Tetapi tatkala kita menyampaikan bahwa kalau kita berdemonstrasi tentang sesuatu yang tidak mungkin terjadi dan sudah dijawab bahwa yang menjadi tuntutan itu tidak mungkin terjadi, untuk apa demo?" ujar Wiranto.

"Bukan melarang tapi kan kita berkomunikasi. Ini bulan puasa, bulan suci Ramadhan. Kita prihatin. Saling maaf-memaafkan. Kita berpuasa tentunya kita lebih arif untuk bisa menyikapi hal-hal yang memang bisa kita bicarakan, kita komunikasikan dengan baik," jelasnya.

Mantan Menkopolhukam itu menuturkan, saat ini pemerintah sudah mulai membuka komunikasi dengan mahasiswa. Salah satunya yang digelar Wantimpres pada Jumat siang yang menerima perwakilan BEM Nusantara dan sejumlah organisasi mahasiswa lain.

Wiranto menjelaskan, lebih baik mendiskusikan aspirasi mahasiswa daripada melakukan aksi di lapangan.

"Ketimbang panas -panas di jalan, lebih baik kita bicara di ruangan yang adem. Ngomong, bicara. Kira-kira bagaimana sih? Tapi pasti pemerintah akan mendengarkan pasti itu ya, tidak mungkin tidak mendengarkan," tegasnya.

Lebih lanjut Wiranto menjelaskan, pihaknya tidak pilih-pilih dalam menggelar dialog dengan perwakilan mahasiswa dan masyarakat. Dia menegaskan, pemerintah siap berkomunikasi dengan siapa saja.sinpo

Komentar: