Bantahan Tiga Pembantu Jokowi Soal Aliran Dana Penundaan Pemilu Wajar, Tapi ...

Laporan: Ari Harahap
Rabu, 06 April 2022 | 14:00 WIB
Istana membantah terlibat wacana penundaan pemilu/net
Istana membantah terlibat wacana penundaan pemilu/net

SinPo.id - Pengamat politik, M. Jamiluddin Ritonga menilai bantahan tiga pembantu presiden di Komisi II terkait mendanai wacana penundaan pemilu dan presiden tiga periode tentu masuk akal.

Jamiluddin mengatakan tidak mungkin pembantu presiden akan mengakui mendanai wacana tersebut.

"Semua pembantu presiden di Istana akan terus membantahnya, karena sejak awal Istana telah membantah terlibat dalam wacana tersebut," ujar Jamiluddin dalam keterangannya kepada SinPo.id, Rabu (6/4).

Karena, kata dia, Istana harus steril dari wacana penundaan pemilu dan presiden tiga periode. Sehingga, pembantu presiden harus satu bahasa untuk membantah semua wacana tersebut jika dikaitkan dengan Istana.

Sebab, sejak awal wacana tersebut sudah disetting bersumber dari rakyat. Oleh karena itu, wacana tersebut harus dikondisikan seolah-olah semuanya murni aspirasi dari berbagai elemen rakyat.

"Dengan settingan seperti itu, mereka akan aman berlindung pada demokrasi. Mereka akan mengatakan, tak elok mengekang aspirasi rakyat. Kami akan dinilai otoriter," katanya.

Akademisi Universitas Esa Unggul itu menjelaskan alibi seperti itulah yang akan terus dimainkan untuk menggolkan penundaan pemilu atau presiden tiga periode.

"Pembantu presiden di Istana hanya mengatakan tugas kami hanya menampung dan meneruskan aspirasi rakyat ke MPR RI. Mereka akan terus berlindung pada konstitusi," jelasnya.

"Mereka diperkirakan akan menyatakan, tugas MPR untuk menindaklanjuti aspirasi rakyat. Bola panas itulah nantinya yang akan diterima MPR RI," tambahnya.

Lebih lanjut, dia berharap agar MPR dapat benar-benar berpihak bersama rakyat dengan tidak melakukan amandemen untuk kepentingan wacana penundaan Pemilu dan presiden tiga periode.

"Semoga MPR RI tidak masuk angin dengan dalih amandemen harus dilakukan karena kehendak rakyat. Kita tunggu komitmen dan konsitensi MPR RI," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI