Kemenkes Diminta Jembatani Pertemuan Dokter Terawan Dengan IDI

Laporan: Ari Harahap
Selasa, 29 Maret 2022 | 12:25 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay/net
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay/net

SinPo.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diminta mengambil tindakan atas pemecatan secara permanen Dokter Terawan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kemenkes diharapkan dapat memfasilitasi pertemuan antara IDI dengan Dokter Terawan.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (29/3).

"Berbagai persoalan dan isu yang beredar harus diselesaikan. Melalui dialog yang baik, semua masalah diharapkan dapat selesai," ujar Saleh.

Saleh mengatakan dirinya beserta keluarga merupakan salah satu pasien terapi cuci otak yang merupakan metode medis Dokter Terawan. Menurutnya, tidak ada masalah pada dirinya usai mengikuti terapi cuci otak Dokter Terawan.

Cuci otak adalah istilah lain flushing atau Digital Substraction Angiography (DSA) yang dilakukan Terawan untuk melancarkan peredaran darah di kepala.

Cara ini diklaim berhasil menangani berbagai pasien yang mengalami stroke. Terawan mengklaim 40 ribu pasien telah mencoba pengobatannya.

"Ada beberapa kegiatan dr. Terawan yang disoal. Misalnya, DSA dan vaksin nusantara. Saya dan keluarga adalah pasien langsung dr. Terawan yang mencoba kedua hal itu. Setelah di-DSA, rasanya tidak ada masalah. Bahkan, ada perasaan lega dan enak. Begitu juga vaksin nusantara. Setelah divaksin, alhamdulillah tidak ada masalah. Sejauh ini, kami baik-baik saja," katanya.

Berdasarkan pengalamannya, Saleh menilai tidak ada masalah sama sekali dengan Terawan. Dia menjelaskan Terawan bekerja secara profesional dan ditangani dengan baik.

"Bahkan, sebelum DSA harus mengikuti sejumlah test dan berkonsultasi dengan beberapa dokter lain," jelasnya.

Ketua Fraksi PAN DPR RI itu menyayangkan insiden pemecatan Terawan tersebut. Pasalnya, dr. Terawan adalah salah satu dokter terbaik yang dimiliki Indonesia.

Sebagai dokter dan anggota TNI, banyak prestasi yang sudah ditorehkan. Bahkan, tidak berlebihan bila disebut bahwa RSPAD menjadi salah satu rumah sakit besar yang berkualitas baik berkat tangan dingin dokter Terawan.

"Saya benar-benar terkejut dengan keputusan itu. Muktamar semestinya dijadikan sebagai wadah konsolidasi dan silaturrahim dalam merajut persatuan. Kok ini malah dijadikan sebagai wadah pemecatan. Permanen lagi. Ini kan aneh ya?" sesalnya.

"Saya kira, baru di Indonesia ini ada seorang dokter profesional yang dipecat. Tidak tanggung-tanggung, yang dipecat itu adalah seorang dokter berpangkat Letnan Jenderal dan pernah memimpin RSPAD bertahun-tahun lamanya. Bahkan, beliau pernah menjabat sebagai menteri kesehatan RI," tambahnya.

Sehingga, Anggota DPR RI dari dapil Sumut II itu menegaskan pemecatan seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan. Ini bisa menjadi preseden buruk ke depan. Dia khawatir akan menyusul lagi pemecatan-pemecatan berikut dengan berbagai alasan lain.

"Bagaimana tidak? Mantan menteri kesehatan saja bisa dipecat? Apalagi yang lain. Menteri kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, tidak boleh tinggal diam. Mohon ini difasilitasi dan didamaikan. Itu pasti lebih baik bagi semua," tandasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI