Stok Menyusut, Harga Minyak Naik Drastis Di Tengah Berkecamuknya Perang Rusia-Ukraina
SinPo.id - Harga minyak mentah terus melonjak drastis di tengah masih berkecamuknya perang Rusia-Ukraina. Pada Senin (7/3/) ini, harganya mendekati lebih dari $10 per barel. Benchmark minyak mentah AS naik hampir $9, lebih dari $124 per barel.
Melansir Aljazeera, lonjakan itu menyusul peringatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut Ukraina makin terancam saat pasukan Rusia menghancurkan lokasi-lokasi strategis negara tersebut.
Harga minyak berada di bawah tekanan tambahan setelah perusahaan minyak nasional Libya mengatakan kelompok bersenjata telah menutup dua ladang minyak penting. Langkah itu menyebabkan produksi minyak harian negara itu turun 330.000 barel.
Di Tokyo, minyak mentah AS melonjak $9,08 menjadi $124,74 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Kenaikan itu tertinggi sejak Juli 2008, ketika harga per barel minyak mentah AS naik menjadi $145,29.
Di Wall Street, kontrak berjangka AS turun, dengan kontrak untuk patokan S&P 500 turun 1,6 persen dan untuk industri Dow turun 1,3 persen. Saham berjangka di Eropa juga menurun.
Biaya bahan bakar yang lebih tinggi menghancurkan Jepang, yang mengimpor hampir semua energinya. Benchmark Nikkei 225 Jepang turun 3,5 persen pada perdagangan pagi menjadi 25.091,93.
Hang Seng Hong Kong turun 4 persen menjadi 21.021,38, sementara Kospi Korea Selatan turun 2,5 persen menjadi 2.648,48. S&P/ASX 200 Australia turun 1,2 persen menjadi 7.023,10. sedangkan Shanghai Composite turun hampir 0,8 persen menjadi 3.421,81.
“Konflik Ukraina-Rusia akan terus mendominasi sentimen pasar dan sejauh ini tidak ada tanda-tanda penyelesaian konflik yang mungkin membatasi sentimen risiko ke pekan baru,” kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar di IG di Singapura.
“Seharusnya sudah jelas sekarang bahwa sanksi ekonomi tidak akan menghalangi agresi apa pun dari Rusia, tetapi akan lebih berfungsi sebagai tindakan hukuman dengan mengorbankan implikasi pada pertumbuhan ekonomi global. Kenaikan harga minyak dapat menimbulkan ancaman bagi margin perusahaan dan prospek pengeluaran konsumen,” katanya.
Pasar di seluruh dunia telah berayun liar baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang seberapa tinggi harga minyak, gandum, dan komoditas lain yang diproduksi di kawasan itu karena invasi Rusia, yang mengobarkan inflasi dunia yang sudah tinggi.

