WA Grup TNI-Polri Disusupi Faham Radikalisme

Laporan: Bayu Primanda
Minggu, 06 Maret 2022 | 11:09 WIB
Ali Mochtar Ngabalin/net
Ali Mochtar Ngabalin/net

SinPo.id -  Whatsapp Grup TNI-Polri belakangan mulai disusupi faham radikalisme. Penyebaran via WA Grup ini kian mengkhawatirkan hingga Presiden Joko Widodo memberi teguran.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut paham radikalisme di TNI-Polri menyebar lewat grup WhatsApp. Mereka semua bebas menyatakan pendapat yang membangkang dengan pemerintah dengan dalih ranah privasi grup.

"Ini orang-orang yang pertama memang tidak punya knowledge yang bagus dan kedua dia terpapar atas paham-paham radikal itu," ujar Ali Mochtar Ngabalin dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (6/3).

Ngabalin membantah grup WhatsApp merupakan ranah privasi. Jika masuk radikalisme, pemerintah maupun penegak hukum boleh memantau untuk melakukan tindakan.

"Dari mana anda bisa menemukan dialog di WA grup itu adalah dialog privasi?" kata Ngabalin.

Ngabalin membeberkan tentang isi perlawanan beberapa anggota TNI-Polri di grup WhatsApp yang dipantau pemerintah. Sebagian besar mereka mengkritik tentang Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

TNI-Polri harusnya tidak boleh mengkritik kebijakan pemerintah. Kritik itu juga bukan ranah mereka sebagai penegak hukum.

"Kalau orang masih membicarakan dan WA itu tentang keputusan politik negara tentang IKN, tapi mereka masih menggugat masalah IKN, kira-kira itu masalah atau tidak? Itu yang dikhawatirkan dalam catatan besar yang dilakukan bapak Presiden," kata Ngabalin.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI