Intelijen Rusia Sebut AS Menempatkan Teroris Suriah Berperang Di Ukraina

Laporan: Samsudin
Sabtu, 05 Maret 2022 | 19:31 WIB
Intelijen Rusia tuding AS kirim teroris Daesh ke Ukraina/presstv
Intelijen Rusia tuding AS kirim teroris Daesh ke Ukraina/presstv

SinPo.id - Badan Intelijen Luar Negeri Rusia mengatakan Amerika Serikat telah memindahkan teroris Daesh dari Suriah ke Ukraina.

Badan intelijen mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat, (5/3) bahwa teroris Daesh telah menjalani pelatihan di pangkalan militer al-Tanf yang dikendalikan AS di Suriah.

“Pada akhir 2021, Amerika membebaskan beberapa lusin teroris Daesh, termasuk warga negara Rusia dan negara-negara CIS. Orang-orang ini dikirim ke pangkalan al-Tanf yang dikuasai AS, di mana mereka telah menjalani pelatihan khusus dalam subversif dan teroris, metode perang dengan fokus pada wilayah Donbass," bunyi pernyataan tersebut dikutip dari presstv.ir, Sabtu (5/3).

Militer AS telah menempatkan pasukan dan peralatan di Suriah timur dan timur laut, dengan Pentagon mengklaim bahwa pengerahan itu bertujuan untuk mencegah ladang minyak di daerah itu agar tidak jatuh ke tangan teroris Daesh. Damaskus, bagaimanapun, mengatakan penyebaran yang melanggar hukum dimaksudkan untuk menjarah sumber daya negara.

Badan intelijen Rusia juga mengatakan bahwa sebagian besar teroris Daesh yang sejauh ini telah dikerahkan ke Ukraina tewas selama serangan militer Rusia di negara itu.

Namun, Washington terus membentuk unit Daesh baru di Timur Tengah dan Afrika untuk menyebarkan mereka ke Ukraina melalui negara tetangga Polandia.

Pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan intelijen militer AS sedang meningkatkan kampanye untuk merekrut tentara bayaran untuk berperang di Ukraina.

“Intelijen militer AS telah meluncurkan kampanye propaganda skala besar untuk merekrut kontraktor PMC [perusahaan militer swasta] untuk dikirim ke Ukraina. Pertama-tama, karyawan Akademi PMC Amerika, Cubic, dan Dyn Corporation sedang direkrut… Baru minggu lalu, sekitar 200 tentara bayaran dari Kroasia tiba melalui Polandia, yang bergabung dengan salah satu batalyon nasionalis di tenggara Ukraina,” juru bicara kementerian kata Igor Konashenkov.

Pada tanggal 25 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan serangan militer di Ukraina, yang wilayah timurnya memisahkan diri pada tahun 2014 setelah menolak untuk mengakui pemerintah Ukraina yang didukung Barat yang telah menggulingkan pemerintahan ramah Rusia yang dipilih secara demokratis.

Lebih dari 14.000 orang telah tewas sejauh ini di timur Ukraina sebagai akibat dari konflik yang terjadi antara militer Ukraina dan separatis pro-Rusia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI