Krisis Ukraina Makin Mengerikan, Sekjen PBB Memohon Perang Dihentikan Segera
SinPo.id - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, korban sipil dan kerusakan infrastruktur terus meningkat di tengah serangan bertubi-tubi dari Rusia.
Dalam Laporan Situasi Dampak Kemanusiaan terbarunya yang dikeluarkan pada Selasa, (1/3), OCHA mengungkapkan bahwa hingga 27 Februari tengah malam, pihaknya mengonfirmasi sedikitnya 406 korban sipil, termasuk 102 kematian. Jumlah ini diprediksi jauh lebih tinggi.
Di seluruh negara itu, terutama di Ukraina timur, infrastruktur air telah mengalami kerusakan parah, dan upaya perbaikan terhambat oleh aksi bombardir yang sedang berlangsung, kata OCHA.
Ketika ribuan orang terus melarikan diri dari kekerasan, terdapat kebutuhan mendesak akan makanan, air, dan tempat tinggal untuk menghadapi gelombang besar pengungsi internal, tambah OCHA dalam laporan tersebut.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres, pada Senin (28/2), menyerukan diakhirinya segera operasi militer di Ukraina.
“Pertempuran di Ukraina harus dihentikan. Pertempuran ini terjadi di seluruh negeri, dari udara, darat, dan laut. Pertempuran ini harus dihentikan sekarang,” katanya pada sesi khusus darurat Majelis Umum PBB tentang Ukraina.
“Cukup sudah. Tentara harus kembali ke barak mereka. Pemimpin harus bergerak menuju perdamaian. Warga sipil harus dilindungi. Hukum humaniter dan hak asasi manusia internasional harus ditegakkan. Kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina, dalam batas-batas yang diakui secara internasional, harus dihormati,” ujar Guterres.
"Kita sedang menghadapi tragedi Ukraina, tetapi juga krisis regional besar dengan implikasi yang berpotensi membawa bencana bagi kita semua," katanya memperingatkan.
“Kemarin, pasukan nuklir Rusia berada dalam siaga tinggi. Ini adalah perkembangan yang mengerikan. Ide konflik nuklir saja tidak dapat dibayangkan. Tidak ada yang bisa membenarkan penggunaan senjata nuklir.”
Satu-satunya solusi sejati adalah perdamaian, kata Guterres. “Senjata yang berbicara sekarang, tetapi jalan dialog harus selalu tetap terbuka. Tidak ada kata terlambat untuk terlibat dalam negosiasi dengan itikad baik dan untuk mengatasi semua masalah secara damai.”
Dia menyatakan harapan bahwa pembicaraan langsung yang sekarang berlangsung antara delegasi Ukraina dan Rusia akan menghasilkan tidak hanya penghentian segera pertempuran, tetapi juga jalan menuju solusi diplomatik.
“Saya menyambut dan mendorong semua upaya damai untuk mengakhiri pertumpahan darah dan menghentikan konflik ini. Saya berterima kasih kepada negara-negara yang telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah dan memfasilitasi negosiasi. PBB siap mendukung upaya tersebut,” tuturnya.
“Perang bukanlah jawabannya, karena ini adalah kematian, penderitaan manusia, kehancuran yang tidak masuk akal, dan gangguan besar dari tantangan nyata yang dihadapi umat manusia,” imbuhnya.

