Survei New Indonesia: Prabowo Capres Terkuat, Ganjar Melorot, Airlangga Cuma 1,0 Persen

Laporan: Samsudin
Kamis, 17 Februari 2022 | 17:46 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/net
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto/net

SinPo.id - Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali merajai puncak survei Capres 2024. Berdasarkan temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting, elektabilitas Prabowo Subianto menjulang hingga 20,2 persen.

Sementara Ganjar Pranowo yang kerap berada di urutan atas, posisinya merolot drastis. Begitu juga dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang hanya mendapatkan 1,0 persen suara. Tren penurunan juga dialami oleh Ridwan Kamil (8,1 persen), Sandiaga Uno (6,5 persen), dan Agus Harimurti Yudhoyono (4,3 persen).

Pesaing terdekat Prabowo dari survey ini yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies berada pada urutan kedua dengan elektabilitas 13,8 persen, atau terpaut hampir 7 persen di bawah Prabowo. Sementara itu Ganjar membayangi Anies dengan elektabilitas 13,6 persen, atau hanya terpaut 0,3 persen saja.

Sementara nama Menteri BUMN Erick Thohir masuk dalam tujuh besar daftar calon presiden (capres) 2024. Dalam survei tersebut, Erick mengantongi empat persen suara.

"Prabowo menjadi capres terkuat saat ini, jauh meninggalkan Anies maupun Ganjar," ujar Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, dikutip, Kamis (17/2/2022).

Andreas Nuryono menegaskan, membaiknya elektabilitas Prabowo disangga oleh kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf. Masalah keamanan regional menyangkut ancaman di Laut China Selatan dan pakta pertahanan baru Australia menjadi perhatian serius Indonesia.

Selain mulai melatih ribuan Komponen Cadangan (Komcad) untuk bela negara, Indonesia juga terus memodernisasi kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Terbaru, Indonesia membeli 42 pesawat jet tempur dan 2 kapal selam dari Prancis.

Di sisi lain, penurunan tajam elektabilitas Ganjar menjadi alarm bagi Gubernur Jawa Tengah tersebut.

“Jika tidak ada upaya keras untuk perbaikan, elektabilitas Ganjar bisa terus melorot, ditambah lagi dengan pecahnya insiden Wadas,” tegas Andreas.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI