PBB: 4,3 Juta Rakyat Somalia Terdampak Kekeringan Parah

Laporan: Samsudin
Kamis, 10 Februari 2022 | 09:01 WIB
jutaan warga Somalia terdampak kekeringan parah/net
jutaan warga Somalia terdampak kekeringan parah/net

SinPo.id - Diperkirakan 4,3 juta orang telah terkena dampak kekeringan parah yang melanda beberapa bagian Somalia, naik dari 3,2 juta dibandingkan bulan lalu, kata badan kemanusiaan PBB, kemarin.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/UNOCHA) mengatakan kekeringan yang meningkat telah menyebabkan sekitar 271.000 orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari air, makanan, dan padang rumput.

"Dengan musim hujan berikutnya yang tidak diperkirakan hingga April 2022, Somalia sedang menghadapi potensi bencana," kata UNOCHA memperingatkan dalam tanggap kekeringan terbaru yang dirilis di Mogadishu, ibu kota Somalia.

Dana Tanggap Darurat Pusat PBB dilaporkan telah mengalokasikan 25 juta dolar AS (Rp359,2 miliar) untuk tanggap kekeringan dan Dana Kemanusiaan Somalia telah melengkapi pendanaan ini dengan alokasi 6 juta dolar (Rp86,2 miliar).

Alokasi kedua sedang berlangsung. Pendanaan tambahan untuk sektor-sektor prioritas sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan mata pencaharian, termasuk pendanaan substantif dan awal untuk Rencana Respons Kemanusiaan Somalia 2022.

“Kekurangan air yang parah serta akses yang tidak memadai ke fasilitas sanitasi dan kebersihan telah meningkatkan risiko wabah penyakit,” ujar UNOCHA.

Badan ini memperingatkan bahwa kekeringan diproyeksikan meningkat karena Somalia menghadapi risiko musim hujan yang gagal keempat berturut-turut pada awal 2022.

Badan PBB itu mengatakan kekeringan memperparah kerentanan parah dan kebutuhan kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik dan ketidakamanan yang berkepanjangan selama beberapa dekade, guncangan iklim, dan wabah penyakit.

Dikatakan ribuan anak telah putus sekolah karena orang tua tidak mampu lagi membayar biaya, menambahkan bahwa kerawanan pangan meningkat dan kekurangan gizi tinggi di daerah yang terkena dampak kekeringan.

Menurut UNOCHA, masyarakat lokal, pihak berwenang, dan mitra kemanusiaan meningkatkan bantuan dan mengintensifkan mobilisasi sumber daya, dipandu oleh rencana tanggap kekeringan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI