Sindikat Saracen dan Kemajuan Teknologi Komunikasi

Laporan:
Minggu, 27 Agustus 2017 | 17:03 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Teknologi komunikasi dalam satu dasawarsa ini berkembang kian cepat. Semua hal dapat anda temukan dengan mudah di layar telepon genggam anda. Akan tetapi, berkembangnya teknologi komunikasi ini dimanfaatkan bagi segelintir orang untuk berbuat hal negatif.

Tentunya perkembangan teknologi komunikasi positif bagi kita semua. Serba gampang, serba praktis, dan bisa jadi serba tau. Hal ini menunjukan kecerdasan-kecerdasan orang-orang di dalamnya kian meningkat.

Tak selamanya penggunaan internet, sebagai buah dari kemajuan teknologi dimanfaatkan secara positif. Sebagian orang melihat adanya suatu celah dari kemudahan yang telah diberikan untuk berbuat hal negatif.

Dengan terbongkarnya sindikat Saracen, seakan menjadi pembuka mata bagi kita semua akan bahaya penggunaan media sosial secara berlebih.

Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, sindikat Saracen telah benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi ini.

Menurut Ade, kemajuan teknologi tersebut seharusnya bisa digunakan sebagai alat demokratisasi di Indonesia, sehingga masyarakat bisa berkomunikasi dengan bebas, termasuk dalam mengontrol pemerintah.

"Tapi sekarang dimanipulasi, dan dimanfaatkan untuk kepentingan penyebaran fitnah dan hoax," kata Ade.

Dilihat dari aspek peluang bisnis, Ade berpendapat pengelola Saracen telah berhasil membuat nilai ekonomi dari media sosial menjadi sebuah keuntungan. Saracen menawarkan diri untuk menjadi alat perang bagi kekuatan-kekuatan yang memiliki ideologi apapun.

Dengan adanya temuan ini, sudah saatnya arif bagi kita untuk menggunakan media sosial secara tak berlebihan. Terlebih, dengan mudah percaya pada suatu isu yang belum mempunyai kebenaran mutlak.

Dan bagi pengguna media sosial lainnya diharapkan tak mudah terprovokasi jika ada konten-konten yang menyudutkan suatu lembaga atau seseorang. Pengguna media sosial itu diharapkan juga dapat menciptakan ketentraman di media sosial dengan tidak memposting sesuatu yang mempunyai dampak negatif.

Oleh karenanya, saring sebelum sharing.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI