Jika Masa Depan Sudah Hilang, Masih Perlukah Ikut Panjat Pinang? (4)

Laporan:
Jumat, 18 Agustus 2017 | 16:13 WIB
Foto: Istimewa
Foto: Istimewa

Jakarta, sinpo.id - Menjelang tiga tahun pemerintahan "kerja, kerja, kerja" sangat pas untuk menanyakan perubahan apa yang sudah didapat masyarakat, khususnya untuk nama-nama yang disebut Jokowi, pada artikel sebelumnya.

Namun untuk saat ini, tak adil rasanya langsung memberikan penilaian atas jawaban dari pertanyaan di atas. Apapun itu jawabannya. Sungguh bijak jika kita melihatnya dalam satu periode pemerintahan.

Kembali mengupas, untuk siapa kemajuan dan pembangunan yang tengah digencarkan pemerintah diwujudkan?

Seperti dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945, pemerintah Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kesejahteraan yang diupayakan dan dimajukan adalah kesejahteraan umum.

Tanpa menutup mata, kita dengan mudah mendapati sejumlah warga negara yang tak dapat menikmati kesejahteraan umum, yang harusnya diupayakan dan dimajukan pemerintah.

Tak perlu jauh-jauh, masih banyak anak-anak kecil sampai kakek-nenek "berkeliaran" di jalan yang menjajaki dagangan, atau bahkan tak segan meminta sedekah kepada setiap kendaraan yang lewat. Itu adalah tanda bahwa kesejahteraan sosial di negara ini belumlah merata.

Kepada mereka yang tidak, atau belum juga menikmati kesejahteraan umum sebagai cita-cita kemerdekaan, pertanyaan paling mendasar ini tentu mengganggu dan menggugah kita.

"Jika masa depan sudah hilang, apa masih perlu kita ikut panjat pinang?"

Jika pertanyaan ini diajukan kepadaPak Mayar dan warga serta anak-anak di Wana Herang, jawabannya pasti "masih perlu"

Karena jawaban ini adalah sebagai representasi karakter rakyat yang teguh dan setia. Karena mereka masih menaruh harapan kepada pemerintah, yang selalu mereka percaya suatu saat nanti akan memperhatikan mereka juga secara nyata.

Jadi, siapa sudah merdeka?

BERITALAINNYA
BERITATERKINI