Kikis Fitnah Keji! Habib Syukur Dukung KSAD Rekrut Santri Jadi Anggota TNI

Laporan: Ari Harahap
Senin, 06 Desember 2021 | 16:31 WIB
 Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid/ist
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid/ist

SinPo.id - Rencana Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurrachman merekrut santri menjadi prajurit TNI mendapatkan dukungan dari Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid.

Habib Syakur mengungkapkan selain TNI, Polri juga telah melakukan rekrutmen anggota Polri yang bersumber dari pesantren, hafiz Alquran, hingga siswa berprestasi dalam ilmu agama lainnya, sejak 2017 lalu.

Dia mengatakan, santri merupakan potensi besar bagi bangsa dan negara yang perlu dioptimalkan. Selain itu, rencana ini juga sebagai upaya mengikis fitah-fitnah miring yang ditujukan terhadap pesatren-pesantren.

"Ini juga sekaligus menghilangkan fitnah yang secara berkala, terang-terangan mengatakan pesantren itu dijadikan sarang radikal. Ini kan fitnah yang keji. Padahal, sangat banyak pesantren-pesantren yang mengajarkan nasionalisme, mengajarkan cinta tanah air dan bangsa," kata Habib Syakur dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Senin (6/12).

Habib Syakur menjelaskan selama ini masyarakat terkesan melupakan fungsi dan peran besar dari pesantren. Sejak zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan, hingga saat ini, fungsi dan peran pesantren sangat besar dalam menjaga keutuhan anak bangsa.

Namun, Ia mengakui, propaganda kelompok pemuja khilafah dan wahabi cukup masif. Terlebih mereka, diduga banyak mendirikan pendidikan berbasis islam. Seharusnya, kurikukulum mereka ini yang perlu diawasi secara ketat.

"Dari segelintir pesantren yang mereka dirikan itu, patut diduga merusak nama pesantren secara umum yang selama ini kontribusinya pada bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi. Karena, kurikulumnya mungkin sangat berbeda dari kurikulum pesantren-pesantren di Indonesia, umumnya," ujar Habib Syakur.

Meski demikian, Habib Syakur memastikan, sangat banyak pesantren-pesantren di Indonesia yang mengajarkan nasionalisme, cinta tanah air dan bangsa. Serta pesantren yang khusus mengkaji masalah keislaman di Indonesia.

"Semua lulusan santri sangat baik apabila diikutkan dalam pelatihan dan pendidikan oleh TNI-Polri. Karena, bila hanya menjadi personil TNI-Polri saja sangat disayangkan mereka memutuskan keilmuannya," ungkapnya.

Jika seluruh tamatan pesantren dididik oleh TNI-Polri, nanti mereka akan dikembalikan ke basisnya, yaitu menjadi pendakwah yang mengayomi dan mampu memecahkan sebuah masalah di tengah masyarakat baik secara sosiologis mapun antropologis.

"Jadi, setelah ikut pendidikan, mereka kembali lagi ke komunitasnya yaitu ke pesantren, ke masjid, sebagai pengayom umat. Saya rasa, kalau ini berjalan secara berkala, otomatis 80% radikalisme dan intoleran tidak lagi berkembang," tutupnya.sinpo

Komentar: