Parlemen Paling Terbuka di Asean Diraih DPR RI
Jakarta, sinpo.id - DPR RI merupakan Parlemen paling terbuka di Asia Tenggara (Asean). Hal itu diketahui berdasarkan penelitian Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ). GIZ sendiri merupakan penyedia jasa pengembangan teknologi untuk AIPA. GIZ dinaungi lembaga swadaya Jerman.
Dalam studi Pemerintah Jerman, Koordinator GIZ Bernardo R. Agawin menyampaikan bahwa DPR RI menempati urutan pertama dalam kategori Parlemen paling terbuka di antara parlemen negara kawasan. Dalam praktiknya, Parlemen Indonesia sangat terbuka kepada stakeholders.
“Kami mengukur bagaimana aspek transparansi dalam proses penganggaran, kami melakukan studi, ternyata Indonesia peringkat teratas karena memiliki praktik yang sangat terbuka, transparan kepada stakeholders,” kata Bernardo.
Kemarin, Biro Kerja Sama Antar Parlemen (KSAP) Sekretariat Jenderal DPR RI bekerja sama dengan Sekretariat Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) menggelar AIPA Roadshow Connect di gedung DPR. Bernardo hadir sebagai narasumber. Pria asal Filipina itu mengungkapkan, keterbukaan DPR RI didukung keterbukaan terhadap perkembangan teknologi informasi.
“Misalnya DPR punya media online dan TV Parlemen, sehingga masyarakat bisa mencermati apa yang sedang dibahas dan ke arah mana politik anggaran diarahkan,” sambungnya.
Indonesia sendiri adalah negara ke-7 dari rangkaian AIPA Connect Roadshow. Sebelumnya, Sekretariat AIPA telah berkunjung ke Manila, Hanoi, Bangkok, Na Pyi Taw, Phnom Penh, dan Bandar Seri Begawan.
Bernardo menyampaikan, tujuan AIPA Connect Roadshow untuk mengintegrasikan atau memperkuat negara ASEAN. Pihaknya akan memfasilitasi jalur komunikasi bagi user, tujuan AIPA yakni menggagas ASEAN Connectivity pada 2025.
Kepala Biro KSAP Endah Tjahjani Dwirini menilai, konektivitas menjadi hal yang signifikan, khususnya dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Menurutnya, platform AIPA Connect akan memudahkan tukar-menukar informasi. Tidak hanya tentang produk legislasi, masing-masing anggota AIPA bisa mempelajari sistem parlemen tiap-tiap negara kawasan.
“Sebab itu, acara ini dihadiri teman-teman peneliti, karena mereka sering terkendala mendapatkan bahan saat melakukan penelitian. Nah, dengan AIPA Connect, kita punya koneksi ke semua parlemen, sehingga bisa memudahkan kajian bagi peneliti dan tenaga ahli,” ujar Endah.

