Jokowi: Indonesia Harus Menjadi Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Dunia

Laporan: Farez
Jumat, 22 Oktober 2021 | 10:51 WIB
Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah" di Istana Negara, Jumat siang (22/10)/Ist
Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah" di Istana Negara, Jumat siang (22/10)/Ist

SinPo.id - Sebagai negara mayoritas penduduk muslim terbesar dunia, Indonesia diharapkan bisa menjadi pemain utama industri halal sekaligus pusat perekonomian syariah di dunia.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan sambutan dalam acara "Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah" di Istana Negara, pada Jumat siang (22/10).

"Indonesia harus menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah dunia," tegas Jokowi.

Di samping itu, Presiden Jokowi juga bersyukur ekonomi syariah Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal itu mengacu data The State of Global Islamic Economy Indikator Report. Disebutkan, sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang berarti.

"Ini kita lihat dari tahun demi tahun. Tahun 2018 ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 besar dunia. Ini di 2018.

Kemudian di tahun 2019, naik menjadi peringkat 5. Dan tadi seperti yang disampaikan oleh bapak wapres di tahun 2020, ekonomi syariah Indonesia sudah berada di peringkat 4 dunia. Naik, naik, naik terus," tuturnya.

Namun demikian, Kepala Negara berharap semua pihak tidak berpuas diri dengan capaian tersebut. Menurutnya, sinergitas harus terus digalakkan agar pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia bisa terus menerus berkembang. 

"Kita tidak boleh berpuas diri. Perlu ada upaya yang sinergis antar pemangku kepentingan agar ekonomi syariah kita tumbuh lebih pesat lagi. Dan itulah peran penting yang harus dimainkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah," demikian Jokowi.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina MES Maruf Amin, Ketua Umum MES yang juga Meneg BUMN Erick Thohir.

Kemudian, Ketua BPK yang juga Anggota Dewan Pembina MES Agung Firman Sampurna, Gubenur BI yang juga Ketua Dewan Pakar MES Perry Warjiyo, Menko Polhukam sekaligus Dewan Penggerak MES Mahfud MD, Menag Yaqut Cholil Qoumas, Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, perwakilan PBNU dan PP Muhammadiyah, serta santri dan pengurus MES lainnya.sinpo

Komentar: