PAN Dapat Jatah Kursi Menteri Hanya Menunggu Waktu

Laporan: Satria
Rabu, 29 September 2021 | 20:55 WIB
Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing/net
Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing/net

SinPo.id - Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing berhipotesa bahwa masuknya PAN dalam Kabinet Presiden Joko Widodo - Mar'uf Amin tinggal menunggu waktu akan adanya kader PAN di kabinet. 

Hal tersebut dikarenakan, PAN sudah menjadi partai pendukung pemerintah. 

"Saya berhipotesa itu tinggal menunggu waktu secara politis orang mau bergabung atau kelompok pendukung kekuasaan dan pihak kekuasaan menerima, berarti di situ ada titik temu kepentingan," kata Emrus saat dihubungi oleh SinPo, Rabu (29/9). 

"Politik itu kan sederhana kepentingan kan itu kekuasaan, kekuasaan salah satu turunnya adalah jabatan menteri," ujarnya. 

Berdasarkan Pandangan Emrus, dalam Reshuffle berikutnya PAN akan mendapatkan kursi menteri. 

"Jika dilakukan reshuffle berikutnya saya berkeyakinan PAN mendapatkan kursi menteri karena itu sudah terjadi pada periode pertama," ucapnya. 

Emrus menuturkan hal itu dikarenakan kemampuan komunikasi Politik  Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Jokowi sangat baik. 

"Zulkifli Hasan orang yang menurut pandang saya adalah sosok yang memiliki talenta menjalin kerjasama sama komunikasi politik yang baik dengan Joko Widodo," pungkasnya. 

Mengenai kalangan mana yang akan di reshuffle, Emrus menilai bahwa kalangan profesional yang kemungkinan besar akan ter-reshuffle. 

"Bisa kemungkinan dari Parpol atau pun dari kalangan profesional, kan kalau dari parpol kemungkinan hanya pindah kursi," kata Emrus. 

"Kebiasaan dari reshuffle jumlah kursi kabinet dari partai tetap bertahan. Artinya Kalau partai jumlah partai politik bertahan, kalau itu kita pake kalkulasi tidak ada jatah untuk PAN. Oleh karena itu menurut hipotesa saya benar benar di reshuffle yaitu kalangan profesional kalau partai hanya bergeser," ungkapnya. 

Sebagai Pengamat Politik Emrus juga membeberkan poin yang kemungkinan besar menyebabkan seorang menteri yang akan terkena reshuffle. 

"Tentu orang profesional ini mereka-meraka yang menurut penilaian bapa presiden, mereka yang kinerja tidak sesuai dengan harapan Presiden, yang kedua yang kepuasan publik yang rendah, yang ketiga yang menunjukkan visi misinya yang tidak begitu inline dengan visi misi presiden . Itu yang besar kemungkinan di reshuffle,"bebernya.

Ia juga menyampaikan bahwa reshuffle bisa akan terjadi pada akhir Desember atau awal Januari. 

"Perkiraan saya reshuffle terjadi di akhir Desember atau diawal Januari 2022," tandasnya.sinpo

Komentar: