Pimpinan DPR Siap Perjuangkan Nasib Mantan Atlet

Oleh: Riri
Rabu, 01 September 2021 | 19:48 WIB
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar saat berdialog dengan mantan atlet pesepak bola Indonesia/Ist
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar saat berdialog dengan mantan atlet pesepak bola Indonesia/Ist

SinPo.id - Wakil Ketua DPR, Abdul Muhaimin Iskandar mendengarkan aspirasi sejumlah mantan atlet yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) secara virtual pada Rabu, (1/9).

Wakil Presiden Komite Eksekutif APPI, Andritany Ardhiyasa mengatakan, kehidupan para atlet sepak bola saat ini sangat memprihatinkan akibat berhentinya kompetisi sepak bola sebagai buntut pandemi Covid-19.

”Alhamdulillah, 27 Agustus lalu, sepak bola kembali dan semangat sepak bola ada lagi,” katanya dalam Zoom Meeting bertajuk ”Perlindungan Kesejahteraan bagi Pelatih, Pemain, dan Pengurus Sepakbola Indonesia”.

Dalam kesempatan itu, mantan penjaga gawang Timnas Indonesia ini menyampaikan risiko pesepakbola setelah pensiun banyak yang kurang beruntung dan tidak memiliki penghasilan tetap.

”Ketika di puncak karir mereka dielu-elukan, disanjung-sanjung, tapi ketika sudah pensiun banyak sekali yang saat ini, banyak  yang cuma menjual teh botol atau menjual makanan-makanan ringan. Dari situ kita melihat seorang atlet ini ketika pensiun ini kok seperti tidak diperhatikan oleh negara,” ujar Andritany.

Bahkan, penjaga gawang yang ikut mengantarkan Timnas U-23 meraih medali perak di ajang SEA Games 2011 mengatakan, ada atlet yang saat pensiun terpaksa bekerja sebagai kuli bangunan.

”Faktanya seperti itu, banyak kemarin kita lihat, ada seorang atlet dayung, dia mendapatkan banyak medali ketika aktif, tapi sata ini mereka hanya menjadi kuli bangunan, itu kan sangat prihatin,” ungkapnya. 

Dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi bagi masa depan atlet baik ketika sudah pensiun atau ketika masih menjadi atlet.

”Apakah ada jaminan setelah pensiun diberikan sesuatu untuk si atlet agar bisa menjalankan hidupnya setelah tidak menjadi seorang atlet. Risiko terbesar kita adalah cidera. Itu bisa mengakhirkan atau membuat karir kita terpuruk. Banyak klub di Indonesia yang pemainnya belum ter-cover asuransi. Alhamdulillah di klub saya sudah ter-cover BPJS TK,” katanya. 

Hal senada disampaikan oleh Anggota Komite Eksekutif APPI, Bima Sakti. Dia berharap, berharap ke depan ada pengakuan profesi atlet. Sebab, dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan, atlet belum masuk sebagai sebuah profesi yang diakui.

”Ada kasus di klub Gresik, begitu ke Disnaker kita ditolak. Mohon Pak Muhaimin kedepan kami masuk BPJS Ketenagakerjaan sehingga kita tak takut. Ada uang pensiun. Ada jaminan sebagai pemain dan pelatih,” ungkapnya. 

Sementara Presiden Komite Eksekutif APPI, Firman Utina menyampaikan rasa senangnya bisa bertatap muka dengan Gus Muhaimin dan menyampaikan berbagai persoalan yang dihadapi atlet atau mantan atlet.

”Sebagai seniman lapangan hijau yang keluh kesah di sepak bola Tanah Air, sangat berharap adanya pertemuan virtual ini, berbincang-bincang dengan Bapak (Gus Muhaimin),” katanya. 

Menanggapi berbagai keluhan yang disampaikan para mantan atlet, Gus Muhaimin sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar mengaku sangat terpanggil untuk menjadi bagian dari perjuangan para atlet.

Menurutnya, ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, dalam janga pendek, DPR Bersama dengan Pemerintah dan stakeholder terkait, baik kemenpora, Kemenaker, BPJS, dan pihak-pihak terkait lainnya agar setega melakukan langkah-langkah spesifik untuk memberikan perlindungan bagi para mantan atlet.

”BPJS dan Pemda juga bisa ikut terlibat agar bagaimana segera ada perlindungan yang baik bagi para atlet, khususnya sepak bola,” katanya. 

Kedua, Gus Muhaimin siap untuk menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo agar segera ikut campur tangan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi para atlet.

”Supaya lebih cepat. Menko PMK sebenarnya bisa, tapi lebih efektif kalau Presiden. Saya bisa bantu sampaikan ke Presiden supaya ada perhatian konkret, tidak retorik,” urainya. 

Langkah ketiga, harus ada perangkat untuk melindungi para atlet, baik berupa UU atau aturan-aturan lainnya.

”Saya kira tidak sulit karena komitmen DPR tinggi terhadap atlet,” katanya. 

Gus Muhaimin juga mengaku senang bisa beraudiensi dengan para punggawa Timnas Merah Putih yang di masa jayanya telah banyak mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

”Senang sekali ketemu para bintang, tentu pemain-pemain kebanggaan nasional yang punya banyak peran. Senang sekali ada Bung Firman, Bima Sakti, saya waktu itu (saat menyaksikan sepak bola) tepuk tangan saja. Saya sangat senang dan merasa terhormat,” pungkasnya.sinpo

Komentar: