Fraksi PAN Apresiasi Penundaan Vaksin Berbayar

Laporan: Ria
Senin, 12 Juli 2021 | 16:17 WIB
Ilustrasi Vaksin Gotong Royong/Net
Ilustrasi Vaksin Gotong Royong/Net

SinPo.id - Komisi IX DPR RI mengapresiasi langkah cepat pemerintah menunda pelaksanaan vaksin gotong royong individual berbayar yang rencana akan direalisasikan Kimia Farma pada hari ini, Senin (12/7).

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, kepada wartawan, Senin (12/7)

Penundaan yang dilakukan kata Saleh menunjukan Pemerintah telah mendengar aspirasi dan menyahuti suara masyarakat. Apalagi, kebijakan tersebut sempat menjadi sorotan publik. 

"Saya tentu senang kegiatan ini ditunda. Dengan begitu, pemerintah bisa mengkalkulasi lagi untung rugi penerapan vaksin berbayar individual ini," kata Saleh. 

Saleh mengusulkan Pemerintah bukan hanya menunda tapi membatalkan vaksin gotong royong individual berbayar, dengar melalui revisi Peraturan Menteri Kesehatan no 19/2021 dan dikembalikan pada semangat awal vaksin yang gratis. 

Dengan begitu, kata dia, setiap anggota masyarakat memiliki akses yang sama dalam memperoleh vaksinasi.

"Saya yakin masyarakat akan mendukung jika program itu tidak hanya ditunda, tetapi dibatalkan. Bagaimana pun juga, vaksinasi gratis pasti akan lebih populis dan mudah diterima daripada vaksinasi berbayar," Ujar Saleh. 

Disamping itu, Saleh tetap menyetujui vaksin gotong royong untuk pekerjaan. Karena Vaksin gotong royong ini biayanya tidak memberatkan para pekerja karena dibebankan kepada badan hukum/badan usaha/pengusaha.

"Format seperti inilah sebetulnya yang dimaksud gotong royong. Ada pihak yang secara sadar dan sukarela membantu pemerintah dalam program vaksinasi nasional," ucap Saleh. 

Ketua Fraksi PAN ini tetap mendesak pemerintah untuk mempercepat program vaksinasi nasional.

Sebagaimana target yang disampaikan presiden, akhir 2021 ini diharapkan sudah dilaksanakan vaksinasi sebanyak 70 persen jumlah penduduk. Itu setara dengan 181,5 juta orang. 

Jika dosis yang diberikan 2 kali, jumlah vaksin yang dibutuhkan adalah 363 juta dosis.

"Ini harus segera dikejar. Sebab, suntikan ketiga sudah menanti. Terutama bagi para tenaga kesehatan yang berdiri di barisan terdepan," tegas Saleh.sinpo

Komentar: