Sosialisasi BRIN Untuk Seleksi CASN 2021

Laporan: Ria
Jumat, 09 Juli 2021 | 08:29 WIB
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko Dalam Webinar Sosialisasi Seleksi CASN BRIN 2021, Kamis, (8/7) / Ist
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko Dalam Webinar Sosialisasi Seleksi CASN BRIN 2021, Kamis, (8/7) / Ist

SinPo.id - Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan sebanyak 325 formasi dibuka dengan rincian 104 formasi CPPPK untuk formasi Peneliti Ahli Madya dan 221 formasi CPNS untuk formasi Peneliti Ahli Muda. Pelamar CPPPK diharuskan memiliki persyaratan sudah menyelesaikan pendidikan S3 berusia 20-60 tahun yang nantinya akan memiliki masa perjanjian kerja selama lima (5) tahun. 

Sementara, ia menyebut, untuk pelamar CPNS diharuskan memiliki persyaratan sudah menyelesaikan pendidikan S3 dengan usia 18 hingga 40 tahun. 

Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa yang mendasari BRIN membuka formasi CASN 2021 dengan pendidikan minimal S3 untuk mendapatkan SDM periset yang memenuhi standar global dan andal di bidangnya.

“Terkait riset tentunya kita memenuhi standar global, sains dan Iptek harus berstandar global. Tidak ada riset, sains, dan iptek yang berstandar lokal, norma standar global periset harus minimal S3. Jadi inilah yang kita pakai sebagai basis penetapan calon periset di BRIN. Periset kita juga harus mampu berkompetisi juga secara global, yang sudah siap bekerja, dan memiliki portofolio yang memadai di bidangnya,” kata Kepala BRIN dalam Webinar Sosialisasi Seleksi CASN BRIN 2021, Kamis, (8/7).

Handoko melanjutkan pembentukan BRIN sebagai organisasi baru yang mempunyai tugas mengkoordinasikan berbagai litbangjirap yang ada di negeri ini adalah milestone di dalam sejarah Iptek di Indonesia. 

“Jadi saya mengajak teman-teman semua yang baru selesai S3 baik di dalam maupun luar negeri untuk bersama-sama menjadi saksi sejarah, membangun dari awal _milestone_ ini untuk menjadi pondasi kemajuan iptek dan riset di Indonesia yang mampu bersaing dan berkompetisi secara global serta menjadi pondasi perekonomian menuju Indonesia maju ke depan,” ucap Handoko.

Sekretaris Utama BRIN, Mego Pinandito yang turut hadir mengatakan, saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak periset yang sudah mampu melakukan riset secara mandiri. Oleh karena itu,menurutnya seleksi CASN BRIN 2021 dibuka agar calon peneliti yang masuk sudah berpengalaman sehingga langsung siap untuk membangun empowerment research agar ada inovasi baru untuk Indonesia.

“Ini merupakan realisasi program pemerintah untuk Manajemen Talenta Nasional, khususnya bidang Riset dan Inovasi yang menjadi tanggung jawab BRIN. Sekaligus juga menyediakan platform bagi para generasi muda talenta Indonesia yang memiliki passion riset untuk kembali ke tanah air, dan membangun Indonesia melalui riset dan iptek,” kata Mego Pinandito.

Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pusbindiklat LIPI) sekaligus tim teknis seleksi CASN BRIN 2021, Ratih Retno Wulandari juga menyampaikan bahwa sebagai syarat khusus untuk dapat bergabung dengan formasi jabatan fungsional peneliti, pelamar harus memenuhi Hasil Kerja Minimal (HKM). 

”Untuk CPNS, HKM yang harus dipenuhi adalah pernah memperoleh dana penelitian, minimal berupa Beasiswa S3; Pernah menjadi pemakalah di pertemuan ilmiah yang dibuktikan dengan manuskrip, sertifikat/surat keterangan menjadi pemakalah; Mempunyai karya tulis ilmiah dalam bentuk artikel di prosiding ilmiah yang diterbitkan, berjumlah dua buah dan berperan sebagai kontributor utama,"tuturnya. 

Selain itu, lanjut Ratih harus juga memiliki artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah minimal terakreditasi nasional, atau buku ilmiah diterbitkan penerbit nasional, atau naskah akademis rancangan Perdirjen atau Rancangan Perda, atau kekayaan intelektual bersertifikat terdaftar, berjumlah tiga buah dan berperan sebagai kontributor utama. 

CASN BRIN 2021 juga membuka formasi khusus untuk putra/putri lulusan terbaik dengan predikat cumlaude, putra/putri Papua dan Papua Barat, penyandang disabilitas, dan diaspora. 

Formasi diaspora dibuka karena pemberdayaan diaspora Indonesia, terutama diaspora peneliti untuk bekerja bagi tanah air masih belum maksimal. Sejak 2014, LIPI sebagai salah satu LPNK di bawah koordinasi BRIN aktif mencari dan merekrut diaspora untuk bergabung dan sejak 2018 jalur diaspora telah dibuka sebagai salah satu mekanisme penerimaan CPNS di LIPI.sinpo

Komentar: