PAN Beberkan Alasan Tak Perlu Tergesa-Gesa Beli Alutsista di Tengah Pandemi Covid-19
SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Farah Puteri Nahlia menolak rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) berutang sebesar Rp1,7 kuadriliun untuk pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan berbagai pertimbangan.
"Pertimbangan pertama, pembelian alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) dengan anggaran sebesar itu tergesa-gesa dan belum terencana secara matang," kata Farah Puteri dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (3/6).
Menurutnya, dalam pertahanan Indonesia perlu membaca visi menjadi strategi. Lalu menjadi doktrin pertahanan untuk membuat peta jalan atau "roadmap" yang sesuai dengan Nawacita. Sebab pembacaan ancaman yang tepat dan komprehensif, akan dapat mengetahui kebutuhan alutsista apa saja yang perlu dan mendesak dibeli maupun yang tidak.
"Pertimbangan ini semata-mata sebagai bentuk proporsionalitas anggaran dan penentuan skala prioritas yang lebih seimbang," katanya.
Selanjutnya, ia menambahkan, saat ini Indonesia sedang menghadapi pandemi COVID-19. Sehingga, penanganannya menjadi prioritas utama pemerintah agar ekonomi kita kembali pulih.
Ia menegaskan upaya menjaga ketahanan ekonomi masyarakat lebih urgen dan mendesak dilakukan, tanpa mengurangi visi strategis penguatan pertahanan militer. Pertimbangan ketiga, anggaran tersebut berisiko membuat utang Indonesia bertambah besar.
"Apalagi periode Maret 2021 Utang Berjalan Pemerintah RI sudah mencapai Rp6.445,07 triliun. Jadi, seharusnya setiap pembiayaan negara perlu dihitung konsekuensi logis dan rasionalisasi penggunaannya," katanya.