Satgas COVID-19 Tegaskan Zona Oranye Bukan Zona Nyaman

Laporan: Tisa
Rabu, 09 Desember 2020 | 09:50 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)

sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito meminta semua pihak mencermati perkembangan peta zona risiko dari waktu ke waktu.

Hal ini disampaikannya lantaran sudah berbulan-bulan peta zonasi risiko tidak mengalami peningkatan siginifikan kearah yang lebih baik. 

"Sudah berbulan-bulan, peta ini tidak berubah warna, selalu didominasi oleh zona oranye atau risiko sedang," kata Wiku melalui keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (7/12/2020).

Ia menuturkan, berdasarkan peta zonasi risiko per 6 Desember 2020, jumlah daerah pada zona merah atau risiko tinggi sebanyak 47 kabupaten/kota.

Sementara, zona oranye atau risiko sedang 371 kabupaten/kota, serta zona kuning atau risiko rendah 84 kabupaten/kota.

Adapun zona hijau atau tidak ada kasus baru 6 kabupaten/kota, serta zona hijau tidak terdampak sebanyak 6 kabupaten/kota. 

Wiku menambahkan, bila melihat peta zonasi risiko, mayoritas kabupaten/kota merasa nyaman berada di zona oranye atau risiko sedang. 

Ia mengingatkan bahwa dari 514 kabupaten/kota, pekan ini hanya menyisakan 6 kabupaten/kota yang berada pada zona hijau tidak terdampak. 

"Saya tekankan sekali lagi, zona risiko sedang, bukan zona nyaman," tegas pakar bidang kesehatan masyarakat ini.

Dengan demikian, lanjut dia, bila melihat jumlah banyaknya kabupaten/kota yang bertahan pada zona oranye atau risiko sedang, tentunya sangat mengkhawatirkan. 

Oleh sebab itu, dirinya mengingatkan para pimpinan daerah, bahwa zona risiko sedang tidak menutup kemungkinan dapat berpindah ke zona risiko tinggi.

"Ini dapat terjadi apabila pemerintah daerah maupun masyarakatnya lengah," imbuhnya.

Secara rincian kabupaten/kota, Wiku menyebut terdapat 72 kabupaten/kota yang konsisten pada zona oranye atau zona risiko sedang selama 3 bulan berturut-turut. 

Bahkan dari jumlah tersebut, ada 68 diantaranya secara konsisten selama 3 bulan, terus-menerus berada di risiko sedang. 

Hal ini, menurutnya sangat mengkhawatirkan. Dirinya kembali mengaskan bahwa risiko sedang bukanlah zona aman. 

Apabila penanganan COVID-19 di kabupaten/kota tersebut juga tidak berjalan baik, maka menurutnya terbuka kemungkinan daerah-daerah ini berpindah ke zona merah atau risiko tinggi. 

"Ini harus dihindari. Pemerintah daerah terkait harus segera mengambil langkah tegas dalam penanganan COVID-19," katanya.

Dirinya mengharapkan melalui langkah tegas ini, kabupaten/kota yang masuk dalam daftar tersebut dapat berpindah ke zona kuning atau zona hijau. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI