Satgas: Pelacakan Kasus COVID-19 di Indonesia Semakin Agresif
sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, dr Reisa Brotoasmoro mengungkapkan, angka kesembuhan kasus Corona di Indonesia, saat ini terus meningkat ke arah yang semakin baik.
Angka kesembuhan COVID-19 di tanah air, kata dia, saat ini mencapai lebih dari 84 persen.
Ia menyebut dari data per 22 November 2020, terjadi peningkatan yang lebih tinggi daripada satu pekan sebelumnya, yakni sebesar 83,92 persen.
Saat ini, kata dia, sudah lebih dari 3,5 juta orang di Indonesia yang dilakukan tes PCR menggunakan swab test (tes usap), dengan positivity rate sekitar 14 persen.
“Artinya, lebih banyak yang negatif (COVID-19) dibandingkan yang terkonfirmasi positif," ujar Reisa melalui keterangan pers secara daring, Senin (23/11/2020).
Ia menambahkan, dalam penanganan COVID-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penguatan tracing atau pelacakan kasus dengan target rasio 1:30.
"Yakni, jika ada 1 orang pasien yang terkonfirmasi positif, maka 30 orang kontaknya yang akan ditelusuri," ucap dokter selebritas ini.
Reisa menjelaskan, pelacakan dilakukan secara agresif, mulai dari tingkat kecamatan, terutama di daerah dengan populasi besar atau terjadi kerumunan dengan jumlah massa yang besar.
Kemenkes dan Satgas Penanganan COVID-19, lanjut dia, telah menurunkan lebih dari 5 ribu pelacak kontak pada 10 provinsi prioritas.
Provinsi tersebut antara lain Aceh, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua.
Berdasarkan hasil pelacakan pada 10 provinsi prioritas itu hingga Minggu (22/11/2020) lalu, ungkap Reisa, pemerintah sudah mengidentifikasi lebih dari 1600 klaster.
"Sayangnya, beberapa klaster terjadi baru-baru ini," imbuhnya.

