Anggota DPR Dorong Penanganan Bencana Cepat dan Berpihak pada Korban
SinPo.id - Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina mendorong agar penanganan bencana di Aceh dilakukan dengan cepat, sinkron, dan berpihak sepenuhnya pada para korban.
Dia menilai percepatan pendataan korban merupakan langkah mendesak. Dari total 18 kabupaten/kota yang terdampak, sekitar 800 ribu lebih warga telah mengungsi dan membutuhkan penanganan yang terukur serta anggaran yang jelas.
"Data-data ini harus segera disinergikan karena batas waktu yang ditetapkan pemerintah provinsi Aceh adalah tanggal 25 Desember. Sampai hari ini kita belum mengetahui berapa banyak korban yang diungsikan dari setiap kabupaten/kota," kata Selly dalam keterangannya, Jakarta, Jumat, 12 Desember 2025.
Selly juga menyoroti perlunya fleksibilitas dalam prosedur bantuan sosial pascabencana. Menurutnya, pemerintah harus menghindari pola prosedural yang justru menyulitkan warga terdampak.
"Kami tidak ingin prosedural-prosedural yang selama ini diterapkan menjadi bagian yang menyusahkan warga yang sedang terkena bencana," kata dia.
Di samping dari itu, Selly meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk memberikan kebijakan khusus bagi pelajar dan mahasiswa yang terdampak. Termasuk, pembebasan biaya pendidikan bagi siswa madrasah, mahasiswa UIN, dan lima PTKIN terdampak di Aceh.
"Ada mahasiswa yang hari ini orang tuanya tidak bisa membiayai. Bukan hanya di Aceh tetapi di seluruh Indonesia," katanya.
Selain biaya pendidikan, Selly menekankan pentingnya perhatian pada kebutuhan dasar pelajar dan mahasiswa. "Living cost mereka harus menjadi perhatian dan segera didiskusikan serta dirapatkan oleh kementerian terkait, lalu ditetapkan oleh Komisi VIII," katanya.
Meski berada dalam masa reses, dia mengungkapkan bahwa Komisi VIII DPR RI memastikan segera merumuskan langkah bersama pemerintah untuk mempercepat penanganan, menyinkronkan data, serta memastikan seluruh kebijakan benar-benar berpihak pada korban.
"Penanganan bencana ini harus cepat, sinkron, dan berpihak pada korban. Itu yang paling penting," tegas Selly.
