Menkomdigi Soroti Lambatnya Pemulihan Telekomunikasi di Aceh akibat Listrik Belum Pulih

Laporan: Sigit Nuryadin
Jumat, 12 Desember 2025 | 18:58 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid. (SinPo.id/dok. Komdigi)
Menkomdigi Meutya Hafid. (SinPo.id/dok. Komdigi)

SinPo.id - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyoroti lambatnya pemulihan jaringan telekomunikasi di Aceh setelah banjir besar karena pasokan listrik yang belum normal, sementara dua provinsi lain, Sumatra Utara dan Sumatra Barat, telah hampir pulih sepenuhnya. 

Meutya menyebut akses komunikasi sebagai faktor krusial dalam penyelamatan warga dan penyaluran bantuan di wilayah terdampak.

“Kami berupaya maksimal agar masyarakat kembali terhubung. Akses komunikasi mempengaruhi proses penyelamatan dan penyaluran bantuan. Setiap BTS yang pulih berarti lebih banyak warga bisa memberi kabar dan menerima informasi yang mereka perlukan,” kata Meutya di Jakarta, Jumat, 12 Desember 2025.

Hingga Rabu, 10 Desember 2025, kata dia, jumlah menara BTS yang terdampak banjir di tiga provinsi turun menjadi 2.637 unit dari puncaknya 3.380 unit pada 2 Desember. 

"Namun kemajuan tidak merata. Di Sumatra Utara, 9.292 dari 9.612 BTS telah beroperasi atau 96,67 persen. Sumatra Barat bahkan mencapai 99,20 persen dengan 3.709 dari 3.739 BTS kembali aktif," ungkapnya. 

Sementara itu, lanjutnya, Aceh menjadi wilayah yang paling tertinggal. Dari 3.414 BTS, baru 1.127 unit atau 33,01 persen yang berfungsi. Sebanyak 2.287 BTS masih belum menyala karena listrik di banyak lokasi belum dipulihkan. Meutya mengatakan kondisi itu menjadi penghambat utama pemulihan jaringan. 

“Operator seluler, PLN, dan semua pihak terkait tengah bekerja keras saat ini untuk memastikan pasokan listrik kembali normal,” tutur Meutya. 

Dia juga menyampaikan, pemerintah menambah dukungan genset dan perangkat akses internet darurat untuk mempercepat konektivitas sementara. Sejauh ini, 18 titik akses Satria 1 telah dioperasikan, sementara 88 perangkat Starlink didistribusikan ke Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

“Fokus kami memastikan warga dapat berkomunikasi tanpa hambatan,” kata Meutya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI