Pemerintah Salurkan 1.638 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Bencana di Sumatra
SinPo.id - Staf Khusus Wakil Presiden, Nico Harjanto menyampaikan, pemerintah telah menyalurkan sebanyak 1.638,96 ton bantuan logistik untuk korban bencana di Sumatra. Bantuan itu sudah disalurkan ke titik-titik terdampak melalui darat, laut, dan udara.
"Seluruh moda distribusi dioptimalkan agar bantuan dapat menjangkau masyarakat terdampak secepat mungkin," kata Nico dalam keterangannya, Rabu, 10 Desember 2025.
Nico memastikan, pemerintah terus mengerahkan segala upaya agar kebutuhan warga terpenuhi. Kementerian Sosial (Kemensos), lanjut dia, juga turun tangan dengan menyalurkan bantuan, mulai dari ribuan paket makanan siap saji, makanan anak, kasur, selimut, tenda keluarga, hingga air bersih.
Selain itu, di lapangan, ribuan Taruna Siaga Bencana (Tagana) bergerak tanpa henti. Di mana, 39 dapur umum memproduksi ratusan ribu porsi makanan dan 101 ton beras disalurkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga.
Kemudian, percepatan pemulihan infrastruktur juga menjadi prioritas utama. Kementerian PUPR telah memetakan lebih dari 250 titik longsor dan 80 titik banjir yang menyebabkan kerusakan parah pada jaringan jalan nasional.
Meski tantangannya besar, tim PUPR dan TNI langsung bergerak cepat. Dua ruas jalan yang sebelumnya terputus di Sumatra Utara (Sumut) kini dalam proses perbaikan. Tak hanya itu, perbaikan jembatan Bailey di Sumatra Barat (Sumbar) serta pemulihan akses di Aceh terus dikebut.
"Targetnya jelas, seluruh konektivitas utama di Aceh, Sumut, dan Sumbar harus segera pulih sehingga mobilitas warga dan distribusi logistik berjalan lancar," paparnya.
Untuk sektor pendidikan, pemerintah juga berupaya keras agar anak-anak tidak kehilangan hak belajar dalam waktu yang lama. Dari total 2.798 sekolah yang rusak, langkah cepat dilakukan melalui program Emergency School Support untuk menjamin kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun bangunan sekolah mengalami kerusakan. Ruang kelas darurat, tenda sekolah, hingga perlengkapan belajar mulai didistribusikan ke wilayah-wilayah yang mengalami dampak paling berat.
"Prinsipnya sederhana, meskipun sekolah rusak, semangat belajar tidak boleh ikut runtuh," kata Nico.
Sebagai penguat, sambung Nico, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyiapkan 126 tenda ruang kelas darurat serta 10.200 paket perlengkapan sekolah untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar. Selain itu, agenda revitalisasi sekolah tahun 2026 akan diprioritaskan bagi daerah terdampak bencana.
"Ini bukan sekadar penyediaan fasilitas, tetapi juga upaya menjaga harapan dan masa depan anak-anak di tengah situasi sulit. Dengan energi kolektif dari pemerintah pusat hingga daerah, pemulihan diharapkan berlangsung cepat, inklusif, dan memberi keyakinan masyarakat bahwa kita dapat bangkit bersama," tukasnya.
