Siswa MAN di Lampung Raih Penghargaan Internasional dari NASA Berkat Temuan Celah Keamanan
SinPo.id - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung, berhasil meraih penghargaan internasional dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) Amerika Serikat. Riski Muhammad Ivan atau Riski begitu ia biasa disapa, mendapat penghargaan tersebut usai menemukan celah keamanan siber pada salah satu situs resmi lembaga antariksa tersebut.
Kepala MAN 1 Bandar Lampung, Lukman Hakim, menyampaikan rasa bangga atas prestasi ini. “Riski menunjukkan bahwa kemampuan teknologi yang digunakan secara tepat dapat memberi manfaat besar. Kami bangga atas pengakuan internasional yang diraihnya,” tutur Lukman, di Lampung, Kamis, 4 Desember 2025.
Ia berharap capaian tersebut dapat menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk terus mengembangkan kemampuan di bidang teknologi informasi, khususnya keamanan siber yang semakin krusial dalam era digital.
Temuan Riski diverifikasi langsung oleh NASA pada 1 November 2025 dan dikategorikan sebagai kerentanan Level P3 atau tingkat menengah. Celah itu kemudian dinyatakan telah diperbaiki pada 19 November 2025. Atas kontribusi penting ini, Riski menerima sertifikat resmi melalui Vulnerability Disclosure Program (VDP) Bugcrowd, platform global untuk pelaporan kerentanan sistem yang digunakan berbagai institusi internasional.
Sebagai lembaga riset antariksa dan teknologi penerbangan yang memiliki standar keamanan digital sangat ketat, NASA menempatkan setiap laporan kerentanan sebagai masukan strategis untuk menjaga kekuatan sistem mereka. Karena itu, pengakuan terhadap temuan Riski menjadi bukti kapasitas dan kompetensi generasi muda Indonesia di bidang keamanan siber.
Pencapaian ini bukan yang pertama bagi Riski. Sebelumnya, ia telah mengidentifikasi sekitar 15 celah keamanan di berbagai institusi nasional dan memperoleh sejumlah sertifikat penghargaan. Minatnya pada dunia ethical hacking juga mendorongnya mendirikan Komunitas Lampung Cyber Security, wadah pembelajaran bagi pelajar dan pemuda yang ingin mendalami keamanan siber.
“Saya tertarik pada keamanan siber. Melalui komunitas ini, kami belajar dan berbagi pengetahuan,” ujar Riski. Ia menambahkan bahwa stigma negatif terhadap hacker sering muncul karena penyalahgunaan data, padahal praktik pelaporan celah secara etis justru membantu memperkuat keamanan digital.

