Lepas Peserta Pelatihan Wellness Therapist, Mukhtarudin: Kompetensi Harus Berstandar Internasional

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 04 Desember 2025 | 19:59 WIB
Menteri P2MI Mukhtarudin (SinPo.id/ Dok. KP2MI)
Menteri P2MI Mukhtarudin (SinPo.id/ Dok. KP2MI)

SinPo.id - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menggelar acara Pelepasan dan Penyematan Pin Peserta Pelatihan Wellness Therapist di Aula Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, pada Kamis, 4 Desember 2025.

Acara ini menjadi tonggak awal dalam penguatan penempatan tenaga terampil Indonesia di sektor wellness internasional, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menyiapkan 500 ribu pekerja migran berkualitas tinggi.

"Jadi orientasinya bekerja di luar negeri. Maka kompetensinya juga standar internasional dan juga bahasanya internasional. Untuk memenuhi kebutuhan bekerja di luar negeri. Prinsipnya yang dilatih ini siap ditempatkan dalam tahun 2026," ujar Mukhtarudin.

Mukhtarudin menjelaskan, program yang diikuti oleh 40 peserta dari berbagai daerah seperti NTT, Jawa, dan Sulawesi, bertujuan meningkatkan kompetensi dan sertifikasi calon pekerja migran Indonesia.

Kegiatan ini juga dirancang untuk membuka akses kerja di sektor bernilai tinggi, serta mendorong transformasi penempatan pekerja migran menuju profesi yang lebih terampil dan profesional.

Mukhtarudin menyampaikan penghargaan  kepada seluruh stakeholder dan mitra strategis pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam menyukseskan program ini.

Ia menekankan pelaksanaan arahan Presiden tentang penyiapan 500.000 tenaga kerja yang siap menguasai pasar global di berbagai sektor, seperti manufaktur, welder, hospitality, dan perikanan.

"Banyak sektor yang peluangnya besar di luar negeri. Oleh karena itu, di samping pemerintah mendorong pembukaan lapangan kerja dalam negeri, tentunya peluang kerja luar negeri yang sangat terbuka perlu kita manfaatkan. Terutama menghadapi bonus demografi. Ini perlu ada solusi baik di luar maupun dalam negeri," imbuhnya.

Ia juga menyoroti keberuntungan para peserta karena program ini gratis dan dibiayai penuh oleh pemerintah.

"40 peserta ini ada yang dari NTT, Jawa, Sulawesi, datang ke Bali untuk ikut pelatihan. Kalian beruntung karena negara biayai semuanya, mungkin hanya mengeluarkan biaya ongkos lokal saja. Selebihnya pemerintah yang menanggung," ujarnya. 

Mukhtarudin mengatakan, dalam sebulan, biaya pelatihan per orang bisa mencapai lebih dari Rp7 juta jika bayar sendiri, termasuk makan tiga kali sehari dan tempat tinggal, yang semuanya ditanggung pemerintah.

Setelah pelatihan, peserta akan menjalani uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat dari lembaga terkait. Mukhtarudin juga menekankan persiapan mental selain skill, seperti ramah, murah senyum, sopan, dan menunjukkan nilai-nilai ketimuran dalam memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Dalam penempatan Pekerja Migran, KP2MI sangat serius. "Menempatkan anak-anak kami nggak asal. Kita profiling, semua baik regulasi jaminan sosial, perlindungannya kami jaga betul. Kemudian kami tetap memantau dan monitor," tuturnya.

Mukhtarudin berpesan agar calon pekerja migran dilengkapi dokumen lengkap, perhatikan kontrak, dan pastikan mereka memahami hak serta kewajiban. 

"Kalau ada masalah pakai saluran komunikasi kita. Jangan menjelek-jelekkan pemerintah atau negara di media sosial. Selama bekerja dengan benar, tentu akan dilindungi. Akan dibina," ungkapnya. 

Mukhtarudin mengingatkan bahwa pekerjaan ini bersifat kontrak. Sehingga peserta harus memanfaatkannya untuk menambah pengalaman dan membangun networking. 

"Banyak pekerja migran yang pulang membangun usaha. Tujuan ke sana tak hanya kerja dapat upah, tapi bangun jaringan. Cari pengalaman. Ilmu dapat. Penghasilan dapat. Jangan konsumtif. Ditabung," ucapnya.

Ia juga menekankan agar pulang nanti jangan menganggur atau kembali jadi pekerja migran, melainkan gunakan sebagai batu loncatan untuk produktivitas di tanah air.

"Sudah banyak Pekerja migran sukses. Dalam SISKOP2MI juga ada informasinya bagaimana mengatur keuangan," beber Mukhtarudin.

Terakhir, Mukhtarudin mengingatkan untuk menjaga nama baik bangsa dan diri sendiri di negara orang. 

"Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sampai saat ini image pekerja Migran di negara luar itu bagus-bagus. Kita itu ramah murah senyum. Berikan contoh, bahwa orang Indonesia itu bagus," pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI