Suriah Kutuk Serangan Israel yang Tewaskan 13 Warga, Iran Tegaskan Hak Bela Diri Negara Kawasan

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 30 November 2025 | 06:13 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/Getty Images)
Ilustrasi. (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id -  Pemerintah Iran menegaskan bahwa negara-negara di kawasan memiliki hak untuk mempertahankan kedaulatan wilayah dari agresi Israel. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menyatakan perlawanan rakyat Suriah terhadap serangan Israel merupakan “respons alami atas agresi”.

Pernyataan itu disampaikan menyusul serangan udara dan darat Israel terhadap kota Beit Jinn di pinggiran Damaskus pada Jumat. Helikopter dan drone militer Israel menyerang wilayah tersebut setelah pasukan setempat memasuki kota, menewaskan sedikitnya 13 warga Suriah dan melukai sekitar dua lusin orang.

Bentrokan bersenjata dilaporkan berlangsung sengit selama dua jam. Pasukan Israel akhirnya mundur dan mengambil posisi di bukit Butt al-Warda di pinggiran Beit Jinn.

Media Israel mengakui enam tentaranya terluka dalam baku tembak tersebut, tiga di antaranya mengalami luka serius. Mereka menyebut pasukan pendudukan “terjebak penyergapan mendadak” yang memaksa pengerahan pasukan cadangan tambahan serta dukungan jet tempur untuk membuka jalur keluar yang aman.

Menurut laporan Channel 13, Israel sedang mempertimbangkan mengurangi operasi penangkapan dekat perbatasan dan meningkatkan serangan udara ke target-target yang mereka klaim sebagai ancaman.

Sementara itu, Suriah mengecam serangan tersebut sebagai “kejahatan perang”. Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut bahwa agresi Israel bertujuan “menyalakan kembali konflik di kawasan”.

“Suriah mengutuk agresi kriminal rezim Israel yang bertujuan mengacaukan kawasan,” demikian pernyataan resmi pemerintah sementara Suriah.

Serangan ini terjadi sehari setelah pasukan Israel kembali melakukan invasi darat ke desa Umm al-Luqas di wilayah barat daya Quneitra. Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan sebuah unit militer Israel dengan empat kendaraan masuk ke desa tersebut, menggerebek rumah-rumah warga, lalu mundur.

Ketegangan terus meningkat di perbatasan setelah perubahan kondisi politik Suriah sejak akhir tahun lalu. Sejumlah analis menilai minimnya perlawanan dari rezim baru yang dipimpin kelompok HTS serta upaya normalisasi hubungan dengan Tel Aviv diduga membuat Israel lebih leluasa memperluas operasi militernya.

Israel disebut terus meningkatkan serangan udara dan upaya perebutan titik-titik strategis di wilayah Suriah sejak keruntuhan pemerintahan Assad.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI