Trump Tegaskan Wilayah Udara Venezuela 'Ditutup', Caracas Balas Tuduhan Ancaman Kolonial

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 30 November 2025 | 06:10 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (SinPo.id/AP)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (SinPo.id/AP)

SinPo.id -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu ketegangan diplomatik baru dengan Venezuela. Dalam pernyataannya melalui platform Truth Social pada Sabtu, Trump menegaskan bahwa wilayah udara “di atas dan sekitar Venezuela”harus dianggap tertutup sepenuhnya.

Langkah ini langsung menuai respons keras dari pemerintah Nicolas Maduro yang menyebut pernyataan Trump sebagai “ancaman kolonial” dan upaya mengganggu kedaulatan negara mereka.

AS Tingkatkan Tekanan, Venezuela Melawan

Trump tidak mengarahkan pernyataannya kepada Maduro secara langsung, melainkan kepada “maskapai, pilot, pengedar narkoba, dan pelaku perdagangan manusia.” Namun, pemerintah Venezuela menilai sikap itu sebagai tindakan sepihak dan agresif.

“Deklarasi semacam ini merupakan tindakan bermusuhan, sepihak, dan sewenang-wenang,” tegas Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam pernyataannya.

Sementara Gedung Putih hingga kini belum memberikan klarifikasi apakah Trump sedang mengumumkan kebijakan baru atau sekadar memperkuat tekanan terhadap pemerintahan Maduro.

Kampanye Militer AS di Sekitar Venezuela

Dalam beberapa bulan terakhir, operasi militer AS meningkat signifikan. Serangan udara terhadap kapal kecil di Karibia dan Samudera Pasifik—yang dituduh menyelundupkan narkoba—menewaskan lebih dari 80 orang sejak awal September.

AS juga telah mengerahkan kekuatan tempur besar dalam operasi yang dinamakan “Operation Southern Spear”:

Hampir 12.000 personel Angkatan Laut dan Marinir

Hampir selusin kapal perang

Termasuk kapal induk USS Gerald R. Ford, kapal induk tercanggih AS

Selain itu, sejumlah penerbangan pembom strategis dilakukan di dekat wilayah udara Venezuela.

Kritik di Capitol Hill mulai bermunculan. Dua tokoh Senat AS—Roger Wicker (Republik) dan Jack Reed (Demokrat)—menuntut investigasi menyusul laporan bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth diduga menginstruksikan pembunuhan seluruh awak kapal yang menjadi sasaran operasi 2 September lalu.

Imbas ke Dunia Penerbangan

Sementara itu, sejumlah maskapai internasional mulai membatalkan penerbangan ke Venezuela setelah Federal Aviation Administration (FAA) mengeluarkan peringatan tentang meningkatnya aktivitas militer di wilayah udara negara tersebut.

Meski yurisdiksi FAA terbatas pada wilayah AS, lembaga itu rutin mengeluarkan peringatan serupa di zona konflik guna menghindari insiden penerbangan sipil.

Deportasi Warga Venezuela ke AS Ditangguhkan

Ketegangan juga berdampak pada kebijakan migrasi. Pemerintah Venezuela mengatakan AS menghentikan sepihak penerbangan deportasi yang sebelumnya berlangsung dua kali seminggu.

Lembaga imigrasi AS telah mengirim pulang lebih dari 13.000 migran Venezuela sepanjang tahun ini.

Trump-Maduro: Tegang Tapi Tetap Terhubung

Meski terus bersitegang, laporan The New York Times menyebut Trump dan Maduro sempat berbicara langsung baru-baru ini—sebuah informasi yang tak dikonfirmasi maupun dibantah oleh Gedung Putih.

Di sisi lain, Trump juga dikabarkan terus mempertimbangkan berbagai opsi untuk menggulingkan Maduro, mulai dari operasi militer hingga aksi rahasia CIA.

Tegangan antara Washington dan Caracas kembali meningkat di tengah kondisi ekonomi Venezuela yang makin memburuk serta tekanan politik global terhadap Maduro. Masih menjadi tanda tanya besar, apakah ancaman penutupan wilayah udara merupakan langkah awal menuju eskalasi yang lebih berbahaya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI