Hezbollah Ancam Balas Kematian Tabatabai, Israel Lanjutkan Serangan di Tengah Gencatan Senjata
SinPo.id - Hezbollah menyatakan akan membalas pembunuhan kepala stafnya, Haitham Ali Tabatabai, “pada waktu dan tempat yang kami tentukan,” ujar Sekretaris Jenderal Naim Qassem dalam pidato memorial di Beirut, Jumat 28 November 2025. Tabatabai, 57 tahun, yang dikenal sebagai salah satu pendiri kelompok tersebut, tewas dalam serangan udara Israel di distrik padat penduduk ibu kota Lebanon pada 23 November.
Pembunuhan ini disebut Hezbollah sebagai “garis merah” yang dilanggar Israel. Tabatabai menjadi komandan paling senior yang terbunuh sejak gencatan senjata November 2024, yang dimaksudkan untuk mengakhiri lebih dari setahun permusuhan. Namun, gencatan itu berjalan timpang: Israel terus melancarkan serangan harian ke Lebanon, mengklaim menargetkan infrastruktur dan operatif Hezbollah, sementara tetap menduduki lima titik di wilayah Lebanon.
Meski demikian, Qassem menyebut gencatan senjata sebagai “kemenangan” karena berhasil mencegah Israel mencapai tujuan utamanya: menghapus perlawanan. Ia menegaskan, “Martir Abu Ali adalah teladan dalam perencanaan, keberanian, dan kebijaksanaan. Pembunuhan ini tidak akan menghentikan jalan perlawanan.”
Sejak gencatan senjata, Israel bersama Amerika Serikat menekan agar Hezbollah sepenuhnya dilucuti. Kelompok itu hanya menyatakan kesediaan untuk melucuti senjata di wilayah selatan Litani, dengan syarat Israel menarik seluruh pasukannya dari Lebanon.
Qassem juga menyampaikan pesan menyambut kunjungan Paus Leo XIV ke Lebanon pada 30 November–2 Desember. “Kami berharap kunjungan Paus akan berkontribusi pada perdamaian dan mengakhiri agresi,” katanya.
Sementara itu, Israel tetap melanjutkan operasi militer. Serangan di Dahiyeh menewaskan lima anggota Hezbollah yang disebut sedang mempersiapkan misi berikutnya. Kementerian Pertahanan Israel menegaskan serangan ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer kelompok tersebut.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, Lebanon menghadapi dilema besar: gencatan senjata yang disebut sebagai kemenangan oleh Hezbollah, namun diwarnai serangan harian Israel dan ancaman balasan yang bisa memicu eskalasi baru di kawasan.
