Jelang Voting PBB untuk Rencana Damai Gaza-Trump, Krisis Kemanusiaan Memburuk
SinPo.id - Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar voting pada Senin mendatang untuk mengesahkan resolusi yang mendukung rencana perdamaian Gaza yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Informasi itu disampaikan para diplomat, setelah AS mengintensifkan negosiasi dengan anggota DK PBB selama sepekan terakhir.
Rancangan resolusi tersebut menjadi tindak lanjut dari gencatan senjata dalam perang dua tahun antara Israel dan Hamas. Amerika Serikat, bersama sejumlah negara Arab dan mayoritas Muslim seperti Mesir, Arab Saudi, dan Turki, mendesak DK PBB segera mengadopsi proposal tersebut.
Pertukaran Jenazah Berlanjut di Tengah Gencatan Senjata
Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu mengonfirmasi penerimaan 15 jenazah warga Palestina yang dikembalikan Israel melalui Palang Merah sehari sebelumnya. Total jenazah yang diterima sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran kini mencapai 330, dengan 97 di antaranya telah teridentifikasi.
Jenazah tersebut diterima sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan sisa-sisa jasad sandera Israel berusia 73 tahun, Meny Godard, yang dikembalikan Hamas pada Kamis.
UNRWA Desak Pengiriman Bahan Shelter: Cuaca Dingin Perburuk Krisis
Di tengah dinamika politik global, situasi kemanusiaan di Gaza memburuk drastis akibat cuaca musim dingin. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengeluarkan seruan mendesak agar bahan-bahan shelter diizinkan masuk ke Jalur Gaza. Hujan deras, cuaca dingin, dan badai musim dingin telah memperparah keadaan keluarga-keluarga yang mengungsi di wilayah yang hancur akibat perang.
UNRWA menyebut sekitar 1,5 juta warga Gaza tinggal di tenda dan tempat penampungan darurat dengan perlindungan minim. Banyak dari tenda-tenda itu kini terendam banjir, terutama di kawasan Al-Mawasi dekat Khan Younis.
Meski UNRWA memiliki suplai tenda dan perlengkapan musim dingin yang siap didistribusikan, akses ke Gaza masih dibatasi oleh otoritas Israel. Pembatasan itu bertentangan dengan ketentuan gencatan senjata 10 Oktober, yang mewajibkan akses kemanusiaan tanpa hambatan.
Kondisi Makin Darurat: 69.000 Tewas Sejak 2023
PBB menyebut Gaza kini menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 69.000 korban tewas sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023. Sebagian besar infrastruktur — termasuk rumah, rumah sakit, dan jaringan air bersih — hancur, membuat warga semakin rentan saat suhu turun.
Anak-anak, lansia, dan warga yang terluka menghadapi risiko terbesar. Tenda-tenda yang bocor, suhu dingin, serta keterbatasan bantuan membuat kondisi hidup ribuan keluarga semakin kritis.
Sementara dunia menunggu hasil voting DK PBB mengenai rencana damai Trump, realitas di lapangan menunjukkan kebutuhan mendesak untuk bantuan kemanusiaan yang lebih besar dan akses yang lebih luas — sebelum musim dingin membawa dampak yang lebih fatal.
