Impor Alsintan Rp10-15 Triliun per Tahun, Mentan: Ke Depan Kita Harus Bikin Sendiri

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 09 November 2025 | 20:17 WIB
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman (SinPo.id/ Dok. Kementan)
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman (SinPo.id/ Dok. Kementan)

SinPo.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan, kementeriannya setiap tahun mengalokasikan anggaran hingga Rp10–15 triliun untuk pengadaan traktor dan alat mesin pertanian (alsintan) lainnya. Karena itu, ia berharap produk-produk tersebut ke depan, sepenuhnya berasal dari hasil karya anak bangsa.

"Kami di Kementerian Pertanian setiap tahun membeli traktor senilai 10–15 triliun rupiah. Kami ingin produk itu lahir dari tangan-tangan anak bangsa. Sudah saatnya Indonesia berdiri di atas kaki sendiri dalam hal teknologi pertanian," kata Amran dalam acara Reuni Akbar Alumni ITS 2025 di Kampus ITS Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 9 November 2025.

Amran memastikan akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dalam upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan nasional. 

Ia optimistis, sinergi ini akan mempercepat transformasi pertanian dari sistem tradisional menuju pertanian modern, sekaligus memperkuat fondasi pangan Indonesia yang berdaulat dan berkelanjutan.

"Sejak dilantik (menjadi Mentan), Bapak Presiden perintahkan kami untuk rebut swasembada pangan 4 tahun. Setelah 21 hari ada perubahan sedikit, target 4 tahun jadi 3 tahun. Setelah 45 hari ada perubahan sedikit lagi dari 3 tahun menjadi 1 tahun. Saya yakin target itu bisa kita capai karena ada ITS bersama kami," ujarnya.

Amran menekankan pentingnya ITS  mengambil peran strategis dalam membangun sektor pertanian nasional melalui pengembangan inovasi dan alat mesin pertanian (alsintan) karya anak bangsa. Indonesia tidak boleh lagi bergantung pada teknologi impor, melainkan harus mampu melahirkan teknologi pertanian modern buatan sendiri.

"Tadi kami sudah lihat, karya anak bangsa dari ITS luar biasa. Ada prototipe mobil, motor, kapal selam, hingga sepeda. Ke depan, kami berharap ITS juga dapat menciptakan traktor dan alsintan terbaik di dunia," ujarnya. 

Untuk itu, Kementan bersama Rektor dan Ketua Alumni ITS sepakat memulai perancangan berbagai alat pertanian strategis secara mandiri, seperti traktor, combine harvester, dan sistem irigasi cerdas. Langkah ini menjadi kunci agar Indonesia tak hanya mandiri pangan, tetapi juga mandiri teknologi.

"Nilai kebutuhan alsintan nasional mencapai ratusan triliun rupiah. Kami ingin itu semua menjadi hasil karya anak bangsa, khususnya ITS dan para alumninya. Indonesia harus menjadi garda depan dalam teknologi pertanian modern," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI