Sri Sultan HB X Ingatkan Pejabat: Jangan Hanya Memerintah, Dengarkan Suara Anak Muda
SinPo.id - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan para pejabat agar tidak hanya memberi perintah kepada generasi muda, tetapi juga mau membuka ruang dialog dan mendengarkan pandangan mereka. Ia menilai komunikasi antargenerasi penting untuk mencegah kesalahpahaman dan menjaga keharmonisan sosial.
Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan pentingnya dialog antara generasi tua dan generasi muda, terutama di kalangan pejabat publik dan pembuat kebijakan.
“Saya hanya ingin ingatkan bagi para pejabat dan sebagainya, bahwa antargenerasi itu bisa membawa konsekuensi jika pemahaman yang berbeda tidak didialogkan lebih jauh,” ujar Sultan HB X dalam Dialog Kebangsaan untuk Indonesia Damai di Sasana Hinggil Dwi Abad, Alun-alun Selatan, Kota Yogyakarta, Minggu 27 Oktober 2025.
Menurut Raja Keraton Yogyakarta itu, perbedaan cara pandang antara generasi tua dan muda adalah hal wajar, mengingat perbedaan pengalaman dan zaman. Namun, pejabat sebagai pemegang kebijakan harus mampu memahami pola pikir generasi muda agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial maupun politik.
“Usia saya terlalu berbeda banyak dengan anak-anak muda yang ada sekarang. Saya mencoba belajar untuk menyelami keinginan anak-anak muda, bukan anak-anak muda yang mengikuti pola pikir saya,” ujar Sultan.
Sri Sultan menegaskan, tanpa adanya komunikasi terbuka, perbedaan generasi bisa menimbulkan kesalahpahaman dan merusak kebersamaan sosial. Karena itu, pejabat perlu bersikap terbuka dan mendengar aspirasi masyarakat muda secara setara.
“Harapan saya, yang tua itu mau mendengar yang muda, syukur bisa menyesuaikan pola pikirnya. Kalau yang muda disuruh ngikutin saya, enggak bisa, karena dia tidak punya pengalaman seperti orang yang lebih tua,” tuturnya.
Ia juga menyinggung pengalaman masa lalu saat Reformasi 1998, yang menurutnya menjadi contoh nyata akibat buruk jika komunikasi antara generasi tua dan muda tidak terjalin dengan baik.
“Peristiwa reformasi hanya karena masalah gap pola pikir yang tua sama yang muda, tapi tidak pernah dikomunikasikan dengan baik, sehingga tidak nyambung,” kata Sultan HB X.
Sebagai pelajaran dari masa lalu, Sri Sultan mengajak seluruh pejabat dan aparatur negara untuk membangun komunikasi yang setara dengan generasi muda. Ia menilai, perbedaan pandangan justru bisa memperkuat demokrasi apabila diolah melalui dialog yang terbuka dan saling menghargai.
“Mungkin dalam kebijakan akan ada perbedaan, yang penting jangan sampai terjadi gap. Nanti kalau ada demonstrasi baru kaget, kan gitu?” pungkasnya.
