Revitalisasi Sekolah di Makassar Hadirkan Harapan bagi Murid, Guru dan Pekerja Sekitar
SinPo.id - Suasana semangat menyelimuti UPT SMK Negeri 5 Makassar. Di tengah deru alat berat dan pekerja yang sibuk merenovasi bangunan, para siswa justru terlihat antusias. Salah satunya, Aqilah Althafunnisa, siswa kelas XI Mekatronika, mengaku gembira sekolahnya kini diperbaiki melalui program Revitalisasi Satuan Pendidikan yang digulirkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Kami sangat senang, Kak, karena akhirnya sekolah kami diperbaiki. Dulu beberapa ruang kelas bocor dan tiangnya sudah miring. Harapan saya, setelah revitalisasi selesai, kami bisa belajar lebih nyaman dan semangat,” ujar Aqila, Rabu, 21 Oktober 2025.
Meski sebagian area sekolah tertutup karena proyek pembangunan, para murid mengaku tak terganggu. “Kami paham ini demi kebaikan sekolah. Kalau pun upacara sementara ditiadakan, kami tetap bersyukur,” tambah Aqilah.
Sekolah Tua dengan Semangat Baru
UPT SMK Negeri 5 Makassar merupakan sekolah kejuruan tertua di kota ini. Berdiri sejak 1969 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 1977 dengan nama STM Pembangunan Makassar, bangunan sekolah kini menua dan banyak mengalami kerusakan.
Kepala Sekolah Amar Bachti menuturkan, beberapa ruang belajar dan laboratorium bahkan sudah tidak memenuhi standar keselamatan. “Bangunan ini hampir tidak pernah mendapat perbaikan besar. Bahkan sebagian konstruksi sudah mengkhawatirkan,” ujarnya.
Sekolah kemudian berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk menaksir kerusakan dan mengajukan permohonan revitalisasi. “Alhamdulillah tahun 2025 kami diberi kesempatan untuk mendapatkan bantuan rehabilitasi kelas, perpustakaan, ruang administrasi, hingga toilet baru di tiga titik,” jelas Amar.
Dengan 1.456 siswa, Amar mengakui revitalisasi baru mencakup sekitar 20 persen area sekolah, namun menjadi langkah besar memperbaiki wajah pendidikan vokasi di Makassar.
Menariknya, proyek ini dilaksanakan secara swakelola, melibatkan alumni dan masyarakat sekitar. “Kami libatkan alumni jurusan pembangunan dan warga sekitar yang paham konstruksi. Ini bukan sekadar proyek, tapi kerja gotong royong,” kata Amar.
Salah satu warga yang ikut terlibat adalah Munir, tukang asal sekitar sekolah. Ia mengaku bersyukur karena proyek ini memberinya pekerjaan berkelanjutan.
“Saya tertarik ikut karena kerjanya lama, jadi ada kepastian penghasilan. Karena ini untuk sekolah, jadi harus diperbaiki lebih baik dan kuat supaya tahan lama,” ujarnya bangga.
Guru Teknik Pengelasan Budi Jaelani juga merasakan perubahan besar.
“Dulu sebagian gedung sering tergenang air, tapi setelah lantainya dinaikkan sekitar 40 sentimeter, kondisi jadi jauh lebih baik. Anak-anak lebih semangat, gurunya pun ikut termotivasi,” tuturnya.
Budi berharap para siswa ikut menjaga bangunan baru agar dapat digunakan hingga generasi berikutnya. “Bangunan ini harus bisa dipakai sampai generasi cucu kita,” katanya.
Sekolah Luar Biasa yang Kini Lebih Layak dan Inklusif
Tak jauh dari sana, semangat serupa juga terasa di UPT SLB Negeri 2 Makassar, salah satu penerima manfaat program revitalisasi tahun ini. Sekolah yang melayani murid dengan berbagai kebutuhan khusus — tunarungu, tunagrahita, autis, dan down syndrome — kini tengah membangun tujuh ruang kelas baru.
Muhammad Tarhim, siswa tunarungu kelas XI, menyampaikan rasa senangnya melalui bahasa isyarat. “Bagus, senang,” ujarnya singkat, berharap ruang barunya nanti “bersih, tidak panas, rapi, ada kipas dan AC.”
Rekan sekelasnya, Muhammad Safril Kobo, siswa tunagrahita, menambahkan,
“Semoga renovasi ini bisa bikin belajar lebih semangat dan nyaman.”
Meski harus berpisah dengan beberapa teman karena pembagian ruang baru, Safril mengaku tetap gembira. “Senang juga karena jadi bisa lebih fokus belajar,” ucapnya polos.
Guru dan Kepala Sekolah Apresiasi Pemerintah
Guru Bahasa Inggris Ibu Ika menyebut revitalisasi membawa dampak nyata bagi proses belajar. “Sebelum ada pembangunan, satu kelas bisa diisi tiga rombongan belajar dengan kebutuhan berbeda. Sekarang anak-anak bisa belajar lebih fokus dan suasananya lebih menyenangkan,” ujarnya.
Kepala Sekolah Jamaluddin menambahkan, revitalisasi tahun 2025 membawa semangat baru bagi seluruh warga sekolah. “Sekolah kami mendapat tujuh ruang kelas baru, UKS, dan revitalisasi lainnya. Ini membuat guru-guru semakin bersemangat mengajar, sementara peserta didik tambah bahagia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, atas perhatian dan dukungan mereka.
Transparan dan Memberdayakan Warga
Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana Dumi Aisah memastikan proyek berjalan transparan dan memberdayakan masyarakat sekitar. “Kami merekrut tukang dari warga sekitar, bahkan ada orang tua murid yang ikut membantu sebagai pekerja dan penyedia material,” ungkapnya.
Salah satunya Daeng Kullé, pekerja bagian atap dan plafon, yang merasa bersyukur mendapat kesempatan ini. “Lebih enak kerja di sini karena tiap hari ada pemasukan. Bisa bantu keluarga juga,” katanya.
Ia berharap bangunan yang kini berdiri megah bisa dirawat dengan baik dan menjadi tempat belajar yang membanggakan bagi anak-anak Makassar.
Arahan Presiden dan Pengawasan Langsung Kementerian
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Fajar Riza Ul Haq yang meninjau langsung dua sekolah tersebut menilai perkembangan pelaksanaan program revitalisasi berjalan baik dan sesuai jadwal. “Kedua pengelola dan pengawas yakin bisa selesai 15 Desember 2025. Dengan kebijakan swakelola, dana yang ada bisa dimanfaatkan lebih luas tanpa mengurangi kualitas. Ini menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa program Revitalisasi Satuan Pendidikan merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto dan termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang menjadi prioritas nasional bidang pendidikan. “Program ini bukan hanya membangun fisik, tapi membangun semangat dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan,” ujar Fajar.
Ia juga berpesan agar hasil pembangunan dijaga dan dirawat bersama. “Membangun itu sulit, tapi lebih sulit lagi merawatnya. Kami ingin setiap sekolah menjaga fasilitas agar bisa bertahan 25 tahun ke depan,” tegasnya.
Fajar juga berulang kali berpesan kepada pihak sekolah untuk menjaga dan memastikan agar kegiatan pembelajaran jangan sampai terganggu dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi satuan pendidikan yang sedang berlangsung.
Sementara Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Pendidikan Khusus, Muhammad Hasbi, menambahkan, “Kami berharap semakin banyak sekolah yang bisa direhabilitasi karena rasa aman dan nyaman di ruang belajar sangat menentukan semangat murid.”
Komitmen Pemerintah Menghadirkan Pendidikan Bermutu untuk Semua
Kunjungan kerja Wamen Fajar ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan berlangsung selama dua hari. Pada 17 Oktober 2025, ia menjadi pembicara dalam Seminar Al-Qur’an di Ajang STQH Nasional XXVIII di Kendari, memberikan kuliah umum di Universitas Haluoleo, serta membuka Advo Asik Camp #HappyTanpaBully di Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) Kabupaten Gowa.
Keesokan harinya, 18 Oktober 2025, ia meninjau langsung dua satuan pendidikan penerima manfaat program revitalisasi di Makassar.
Kegiatan ini menegaskan peran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mengawal program prioritas nasional agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Melalui Revitalisasi Satuan Pendidikan, pemerintah berkomitmen menghadirkan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bermutu untuk semua, sekaligus menggerakkan ekonomi warga di sekitar sekolah.
