Pemprov DKI Bangun Ekonomi Sirkular Lewat Program Bank Sampah di Tiap RW
SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggencarkan pelatihan bagi pendamping bank sampah di seluruh kelurahan sebagai strategi memperkuat ekonomi hijau sekaligus mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Program ini bertujuan agar setiap Rukun Warga (RW) memiliki satu bank sampah aktif, sekaligus mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan bahwa pelatihan ini akan berlangsung selama dua bulan untuk membentuk dan mengaktifkan bank-bank sampah.
“Pendamping akan berperan sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat agar pengelolaan sampah di tingkat RW dapat berjalan optimal,” ujar Asep, Selasa, 21 Oktober 2025.
Menurut Asep, keberadaan bank sampah bukan hanya soal pengelolaan limbah, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga.
“Bank sampah memberikan nilai tambah ekonomi dari sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai. Ini adalah bentuk ekonomi sirkular yang membantu mengurangi sampah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Bank Sampah Budhi Luhur, Tutik Sri Susilowati, menambahkan bank sampah menjadi ruang edukasi dan penguatan kesadaran lingkungan bagi warga. Dia menekankan pentingnya sosialisasi dan pendampingan berkelanjutan agar perubahan perilaku memilah sampah dari rumah dapat terwujud.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Bank Sampah Indonesia (ASOBSI), Wilda Yanti, menilai pendamping memiliki peran krusial dalam membangun komunikasi efektif dengan warga.
“Tanpa pendamping yang aktif, bank sampah tidak akan berjalan maksimal. Edukasi terus-menerus adalah kunci supaya warga memahami dan rutin memilah sampah,” kata Wilda.
Dia menambahkan, dengan semakin banyak bank sampah aktif, pihaknya berharap beban TPST Bantargebang bisa berkurang secara signifikan, sekaligus mewujudkan Jakarta sebagai kota percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
