DPR Panggil Komdigi, KPI, dan Trans7 Soal Polemik Tayangan Pesantren

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 16 Oktober 2025 | 00:13 WIB
DPR gelar Rapat Paripurna ke-6 menyetujui RUU Ekstradisi dengan Federasi Rusia (Ashar/SinPo.id)
DPR gelar Rapat Paripurna ke-6 menyetujui RUU Ekstradisi dengan Federasi Rusia (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id -  Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurizal menyatakan bahwa DPR akan memanggil Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), serta manajemen Trans7 terkait polemik tayangan pesantren yang tengah menjadi perbincangan publik.

Menurut Cucun, langkah ini merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPR RI agar ruang publik tetap terjaga dari narasi yang berpotensi melukai perasaan masyarakat, terutama yang menyangkut simbol keagamaan.

“Kita akan beraudiensi terkait persoalan ini, karena isunya sudah cukup besar dan berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak,” kata Cucun dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu 15 Oktober 2025.

Cucun menegaskan bahwa DPR memiliki tanggung jawab untuk merespons isu yang menimbulkan polemik tersebut, apalagi banyak pihak telah menyampaikan protes dan aspirasi atas tayangan yang dinilai tidak sensitif terhadap nilai-nilai pesantren.

Ia berharap semua pihak dapat mengambil pelajaran dari kejadian ini agar tidak terulang kembali di masa depan.

“Harus ada tindak lanjut yang konstruktif agar ini tidak menjadi preseden buruk bagi ekosistem penyiaran kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, Cucun menekankan agar media massa tetap menjalankan fungsi edukatif dan menjaga perdamaian sosial di tengah derasnya arus informasi.

“Jangan karena mau mengejar rating, lalu dibuat konten yang memecah belah. Ini tidak boleh. Kita akan bicarakan nanti dalam pertemuan,” tegasnya.

Sebelumnya, perwakilan manajemen Trans7 telah datang langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, untuk menyampaikan permohonan maaf atas tayangan yang viral dan menimbulkan kekecewaan di kalangan santri serta ulama.

Pengasuh Pesantren Lirboyo, KH Oing Abdul Muid, membenarkan adanya kunjungan tersebut.

“Kami kedatangan tamu Bapak Andi Chairil (Direktur Program Trans7) ditemani Prof Muh Nuh. Dalam pertemuan itu, pihak Trans7 menyampaikan klarifikasi dan permohonan maaf,” ujarnya di Kediri.

Pihak Trans7 juga menyatakan komitmennya untuk menjadikan kejadian itu sebagai pelajaran penting agar lebih berhati-hati dalam menayangkan konten yang menyangkut hubungan santri, kiai, dan pesantren di masa mendatang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI