Pelaku Terkait Serangan Sinagoga Manchester Ditangkap Lagi, Diduga Sembunyikan Informasi Terorisme
SinPo.id - Polisi Inggris kembali menangkap seorang pria berusia 30 tahun yang diduga memiliki keterkaitan dengan serangan teror di Sinagoga Manchester. Ia ditangkap di Bandara Manchester pada Kamis 9 Oktober 2025 karena gagal mengungkapkan informasi penting yang dapat mencegah aksi terorisme.
Menurut pernyataan resmi Greater Manchester Police (GMP), tersangka telah dibebaskan dengan jaminan bersyarat sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.
Pria tersebut sebelumnya juga ditangkap pada Kamis pekan lalu atas dugaan perencanaan dan persiapan serangan teroris, menyusul insiden penabrakan mobil dan penikaman di Sinagoga Heaton Park Hebrew Congregation.
Serangan itu terjadi saat perayaan Yom Kippur pada 2 Oktober lalu. Pelaku utama yang diidentifikasi sebagai Jihad Al-Shamie, menabrakkan mobilnya ke arah jamaah sebelum keluar dari kendaraan dan menikam sejumlah orang di sekitar lokasi ibadah.
Polisi mengatakan, Al-Shamie bahkan sempat menelepon layanan darurat di tengah serangan untuk menyatakan sumpah setia kepada ISIS. Ia mengenakan rompi bom palsu dan akhirnya ditembak mati oleh petugas di tempat kejadian.
Dua jamaah, Adrian Daulby dan Melvin Cravitz, dilaporkan tewas, sementara tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Polisi mengindikasikan bahwa Daulby kemungkinan menjadi korban tembakan silang saat aparat berupaya melumpuhkan pelaku.
Penyelidikan juga mengungkap bahwa Al-Shamie bukan target pengawasan unit kontra-terorisme, namun sebelumnya berstatus bebas bersyarat dalam kasus dugaan pemerkosaan.
Selain tersangka utama, beberapa orang lainnya ikut diamankan pekan lalu, termasuk seorang perempuan berusia 61 tahun dan pria 32 tahun di Prestwich, serta tiga orang lainnya di Farnworth. Dua di antaranya telah dibebaskan pada Sabtu lalu.
Latar belakang keluarga Al-Shamie pun menjadi sorotan. Ayahnya, Faraj Al-Shamie, seorang warga Suriah yang sudah lama menetap di Inggris, diketahui pernah memuji ISIS dalam unggahan Facebook tahun 2015. Dalam postingan itu, ia menulis bahwa dirinya “akan menjadi ISIS walau hanya sehari.”
Namun, usai tragedi berdarah tersebut, Faraj mengeluarkan pernyataan publik yang mengecam serangan itu sebagai tindakan biadab yang menargetkan warga sipil tak bersalah, sekaligus mencoba menjauhkan keluarganya dari tindakan putranya.
Hingga kini, penyidik masih mendalami kemungkinan adanya jaringan pendukung lokal yang membantu Al-Shamie dalam merencanakan serangan di sinagoga. GMP memastikan penyelidikan akan terus dilanjutkan bersama Unit Kontra-Terorisme Nasional Inggris (CTP).
