Ilmuwan China Lakukan Transplantasi Hati Babi ke Tubuh Manusia, Jadi Terobosan Medis Dunia
SinPo.id - Tim ahli bedah di China mencetak sejarah medis dunia setelah berhasil mentransplantasikan sebagian hati dari babi hasil rekayasa genetika ke tubuh seorang pasien manusia berusia 71 tahun yang menderita kanker hati. Prosedur revolusioner itu dilaporkan pada 9 Oktober 2025 dalam The Journal of Hepatology.
Dalam operasi tersebut, bagian hati babi ditanamkan ke lobus kiri hati pasien setelah bagian kanan yang terkena tumor besar seukuran jeruk bali diangkat. Menurut laporan para dokter, organ tersebut berfungsi secara normal—menghasilkan empedu dan membantu pembekuan darah—tanpa mengalami penolakan tubuh yang signifikan.
Keberhasilan ini memungkinkan lobus hati manusia yang tersisa untuk tumbuh dan beregenerasi. Namun, komplikasi muncul 38 hari pascaoperasi sehingga hati babi akhirnya harus diangkat. Pasien meninggal dunia lebih dari lima bulan kemudian akibat penyakit kanker lanjut yang dideritanya.
Menurut para peneliti, pasien tersebut tidak memenuhi syarat untuk menerima donor hati manusia karena kondisi penyakitnya yang sudah parah serta adanya sirosis akibat hepatitis B. Meski demikian, prosedur ini dinilai membuka babak baru dalam dunia transplantasi organ.
Dr. Heiner Wedemeyer, co-editor The Journal of Hepatology, menyebut langkah ini sebagai “terobosan” dan “tonggak sejarah klinis.” Ia menegaskan, “Era baru hepatologi transplantasi telah dimulai,” seraya mengingatkan bahwa penelitian lanjutan tetap diperlukan untuk mengatasi komplikasi dan risiko penggumpalan darah.
Sementara itu, Dr. Heidi Yeh dari Harvard Medical School memuji keberanian tim China yang tetap melanjutkan eksperimen meskipun percobaan sebelumnya pada primata nonmanusia sering gagal. “Mereka menanamkan hati babi ke manusia selama sebulan—dan pasien bertahan dengan baik. Ini benar-benar pencapaian besar,” ujarnya.
Langkah ini juga menunjukkan bagaimana ilmuwan medis China bergerak cepat dalam pengembangan organ hasil modifikasi genetik untuk mengatasi kekurangan donor manusia. Selain hati, China juga telah berhasil melakukan transplantasi ginjal dan paru-paru babi ke tubuh manusia dan pasien otak mati.
Dr. Sun Beicheng dari Anhui Medical University, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa tujuan utama prosedur ini bukan untuk transplantasi permanen, melainkan sebagai “jembatan” bagi regenerasi organ manusia.
“Saya tidak ingin hati babi itu berada terlalu lama di tubuh pasien,” ujarnya. “Desain saya adalah agar organ tersebut membantu fungsi hati manusia pulih atau sampai donor manusia tersedia.”
Dengan lebih dari 300.000 kasus gagal hati setiap tahun dan hanya sekitar 6.000 transplantasi dari donor manusia, keberhasilan ini diharapkan membuka jalan bagi solusi sementara bagi pasien yang menunggu donor.
Jika berhasil dikembangkan lebih lanjut, transplantasi hati dari babi yang dimodifikasi genetik bisa menjadi langkah penting dalam menyelamatkan ribuan nyawa di masa depan.
