Ketua MPR Ahmad Muzani: Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Pengingat Pentingnya Standar Konstruksi Bangunan

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 08 Oktober 2025 | 02:01 WIB
Ketua MPR RI Ahmad Muzani Sambangi BPK RI bersilaturahmi dan membahas isu strategis terkait pengelolaan keuangan negara (Ashar/SinPo.id)
Ketua MPR RI Ahmad Muzani Sambangi BPK RI bersilaturahmi dan membahas isu strategis terkait pengelolaan keuangan negara (Ashar/SinPo.id)

SinPo.id -  Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai tragedi ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak agar memperhatikan standar konstruksi bangunan di lembaga pendidikan.

Menurut Muzani, penerapan standar konstruksi yang ketat penting dilakukan untuk menjamin keselamatan siswa, santri, maupun mahasiswa. Ia menegaskan bahwa hal itu tidak hanya berlaku di pesantren, tetapi juga di seluruh lembaga pendidikan, baik keagamaan maupun umum.

“Peristiwa ini harus menjadi sebuah pelajaran bagi semua,” ujar Muzani saat ditemui usai pertemuan MPR RI dengan BPK RI di Jakarta, Selasa 7 Oktober 2025.

Ia menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas tragedi tersebut. Muzani menyebut peristiwa yang menewaskan puluhan santri itu sangat memprihatinkan dan menjadi peringatan serius bagi semua pihak terkait keselamatan bangunan pendidikan.

“Tentu saja kami prihatin dan ikut berduka cita atas peristiwa tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut, Muzani menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada pihak kepolisian agar kejadian ini bisa diusut secara tuntas dan menjadi pembelajaran nasional.

“Saya percaya mudah-mudahan apa yang akan diputuskan oleh pihak yang berwenang akan menjadi keputusan yang terbaik,” kata dia menambahkan.

Sementara itu, perkembangan terbaru dari Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya mencatat telah menerima total 62 kantong jenazah korban ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny hingga Selasa siang.

Kepala Biddokkes Polda Jawa Timur, Kombes Pol Khusnan Marzuki, mengatakan tujuh di antara kantong jenazah tersebut berisi potongan tubuh, sementara sisanya merupakan jenazah utuh yang masih dalam proses pencocokan identitas melalui tes DNA.

“Insya Allah hari ini DNA sudah ada yang jadi, nanti kami rekonsiliasi jam 15.00 WIB. Mudah-mudahan cepat, dan setelah maghrib bisa kami sampaikan hasilnya ke rekan-rekan,” ujar Khusnan.

Tragedi ini memicu keprihatinan luas di masyarakat dan menjadi sorotan nasional. Sebelumnya, Menko Muhaimin Iskandar juga menyatakan akan memprioritaskan pemeriksaan terhadap bangunan pesantren tua dan rawan lapuk untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI