Hamas Sepakat Serahkan Senjata, Trump Dorong Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza
SinPo.id - Kelompok Hamas dilaporkan telah menyetujui penyerahan seluruh persenjataannya kepada badan gabungan Palestina–Mesir di bawah pengawasan internasional, sebagai bagian dari kesepakatan damai yang dimediasi Amerika Serikat.
Laporan yang dikutip dari Al-Hadath menyebut, keputusan itu diambil menjelang perundingan rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung Senin 6 Oktober 2025 di Mesir.
Menurut sumber di Hamas, para pejuang telah mulai mengumpulkan jenazah warga Israel dan meminta agar serangan udara Israel ke Jalur Gaza dihentikan sementara demi menyelesaikan proses tersebut.
“Penyerahan sandera hidup akan dilakukan dalam satu tahap, sementara pemulangan jenazah membutuhkan waktu lebih lama, tergantung pada fleksibilitas Amerika Serikat,” tulis laporan itu.
Perundingan di Mesir akan dihadiri oleh Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff serta penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner, yang juga menantu Trump.
Sebelumnya, pada 3 September 2025, Hamas telah menyatakan menerima rencana perdamaian Trump untuk mengakhiri pertempuran di Gaza, yang mencakup pembebasan tahanan dan penyerahan kendali wilayah kepada Pemerintah Palestina.
Trump kemudian menyatakan bahwa Hamas telah menunjukkan “kesiapan untuk perdamaian yang langgeng” dan mendesak Israel untuk menghentikan serangan demi keselamatan para sandera.
Namun, media Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menunjukkan keraguan terhadap optimisme Trump. Dalam percakapan telepon yang dikutip Axios, Trump dikabarkan menegur Netanyahu karena “terlalu negatif” dalam merespons perkembangan ini.
“Saya tidak tahu kenapa Anda selalu begitu negatif,” kata Trump dalam percakapan tersebut, sebagaimana dilaporkan The Independent.
Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa perbedaan pandangan antara sayap politik dan militer Hamas masih menjadi kendala utama dalam implementasi kesepakatan. Meski begitu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubiomenyebut kesepakatan kali ini sebagai “momen terdekat menuju pembebasan sandera”.
Menurut kerangka rencana Trump, Israel akan segera menghentikan seluruh serangan ke Gaza, sementara Hamas diwajibkan mengembalikan seluruh sandera hidup dan jenazah dalam waktu 72 jam, serta melucuti sayap militernya secara bertahap.
Rubio menambahkan bahwa 90 persen poin utama kesepakatan diharapkan dapat disepakati sebelum tim negosiasi tiba di Kairo. Namun, ia juga mengingatkan bahwa “banyak jebakan politik dan emosional” masih mengancam proses perdamaian tersebut.
Langkah terbaru ini menjadi babak penting dalam upaya mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, sekaligus menjadi ujian terbesar bagi inisiatif diplomatik Trump di Timur Tengah menjelang akhir masa jabatannya.
