Liberman Peringatkan Serangan Balasan Iran Saat Sukkot, Pejabat Israel Sebut Pernyataannya ‘Bisa Picu Salah Perhitungan’
SinPo.id - Mantan Menteri Pertahanan Israel sekaligus Ketua Partai Yisrael Beytenu, Avigdor Liberman, pada Jumat 3 Oktober 2025 mengeluarkan peringatan keras menjelang libur Sukkot. Ia meminta warga Israel tetap dekat dengan ruang perlindungan karena menilai Iran tengah mempersiapkan serangan kejutan setelah perang singkat kedua negara pada Juni lalu.
Melalui unggahan di X, Liberman menulis, “Siapa pun yang mengira konflik dengan Iran telah berakhir, ia sedang disesatkan dan menyesatkan orang lain.” Ia menyebut Iran kembali memperkuat kemampuan militernya dan melanjutkan aktivitas di fasilitas nuklir.
Menurutnya, pemberlakuan kembali mekanisme sanksi “snapback” oleh negara-negara Eropa menjadi bukti bahwa ancaman Iran nyata. “Tampaknya kali ini mereka berusaha mengejutkan kita,” tulisnya.
Pejabat Israel: Peringatan Liberman Tidak Berdasar
Pernyataan Liberman menuai kecaman dari pejabat pertahanan Israel. Sumber militer kepada Channel 13 menyebut pernyataan tersebut “berbahaya” karena dapat memicu salah perhitungan, membuat Iran mengira Israel akan menyerang lebih dulu.
Sementara itu, IDF Home Front Command menegaskan bahwa tidak ada perubahan instruksi keamanan resmi bagi warga Israel. Media lokal Ynet melaporkan bahwa pemerintah memilih tidak menanggapi pernyataan Liberman secara formal “agar tidak memperbesarnya.”
Ancaman Pasca-Perang Juni
Konflik 12 hari antara Israel dan Iran pada Juni 2025 lalu berakhir melalui gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat. Namun perang tersebut memperlihatkan kerentanan baru, termasuk lemahnya sistem pertahanan udara Israel terhadap rudal hipersonik Fattah-1 dan Fattah-2 milik Iran.
Meski Israel mengklaim menghancurkan beberapa fasilitas nuklir, citra satelit terbaru menunjukkan Iran masih melanjutkan pembangunan di kompleks Fordow. Kondisi ini menambah kekhawatiran bahwa ketegangan hanya mereda sementara.
Liberman sebelumnya sudah berulang kali mengkritik perjanjian gencatan senjata. Ia menyebut Iran “terobsesi dengan balas dendam” dan mendesak Israel untuk melakukan serangan pencegahan sebelum terlambat.
Situasi Rentan di Tengah Libur Keagamaan
Sukkot, hari raya Yahudi yang berlangsung selama tujuh hari mulai Senin malam, biasanya menjadi momen keluarga dan perayaan. Namun Liberman menekankan agar warga Israel merayakan dengan hati-hati. “Habiskan waktu dengan keluarga dan teman, tetapi tetap dekat dengan ruang perlindungan. Pemerintah ini tidak bisa dipercaya. Saat ini kita hanya bisa bergantung pada IDF,” ujarnya.
Meski dikritik banyak pihak, pernyataan Liberman mencerminkan kekhawatiran bahwa jeda pasca-perang Juni hanyalah “ketenangan semu.” Di balik layar, baik Israel maupun Iran diyakini tengah bersiap menghadapi kemungkinan babak baru konflik yang jauh lebih dahsyat.
