Serangan Israel di Gaza Tewaskan 13 Orang, Flotila Bantuan Ditahan, Hamas Tinjau Proposal Trump

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 03 Oktober 2025 | 07:15 WIB
Serangan Israel di Gaza meningkat dan menewaskan lebih dari 85 warga Palestina. (SinPo.id/AP)
Serangan Israel di Gaza meningkat dan menewaskan lebih dari 85 warga Palestina. (SinPo.id/AP)

SinPo.id -  Israel melancarkan serangan udara intensif di Jalur Gaza hingga Kamis, menewaskan setidaknya 13 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya, saat Hamas masih meninjau proposal perdamaian dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang hampir dua tahun.

Proposal tersebut meminta Hamas menyerahkan 48 sandera, menyerahkan kekuasaan dan melucuti senjata sebagai imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina serta penghentian pertempuran. Namun, rencana ini tidak memberikan jalan menuju negara Palestina, sehingga sejumlah elemen dianggap tidak dapat diterima oleh Hamas, yang masih berkonsultasi dengan Qatar dan Mesir.

Dalam serangan terbaru, sembilan orang tewas di Deir al-Balah, sebagian besar wanita, setelah sebuah rumah terkena serangan udara. Tiga orang lainnya tewas dalam serangan ke tenda di kota tengah Gaza, menurut Al-Aqsa Martyrs Hospital. Di Gaza City, staf Shifa Hospital melaporkan menerima korban tewas dan luka-luka, dengan staf kesulitan menjangkau rumah sakit karena ofensif besar Israel yang bertujuan merebut kota itu.

Flotila Bantuan Ditahan

Israel menahan sebagian besar dari sekitar 40 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan simbolis untuk Palestina dan berusaha memecahkan blokade 18 tahun Israel di Gaza. Para aktivis, termasuk beberapa anggota parlemen Eropa dan warga Irlandia, dibawa ke Israel untuk memulai proses deportasi.

Sejumlah warga Irlandia yang ditahan termasuk senator Sinn Féin Chris Andrews, penulis Naoise Dolan, dan komedian Tadhg Hickey. Mereka menekankan bahwa misi mereka adalah humanitarian mission dan menyerukan pemerintah Irlandia serta komunitas internasional untuk menekan Israel agar membebaskan warga yang ditahan. Greta Thunberg juga dilaporkan aman, meski berada di kapal yang disita.

Dampak Kemanusiaan dan Pergerakan Warga

Sejak ofensif besar-besaran diluncurkan, lebih dari 400.000 warga Palestina mengungsi dari Gaza City, yang kini menghadapi kelaparan dan serangan udara berkelanjutan. Menteri Pertahanan Israel memperingatkan semua warga yang tersisa di kota tersebut bahwa mereka akan dianggap sebagai pendukung militan jika tetap tinggal.

Hamas, meski kemampuan militernya telah berkurang, tetap meluncurkan serangan sporadis. Rabu lalu, setidaknya tujuh proyektil diluncurkan ke Israel, namun semuanya berhasil dicegat atau jatuh di area terbuka tanpa korban.

Reaksi Internasional

Pemerintah Irlandia mengecam tindakan Israel, menyebutnya pelanggaran hukum maritim internasional jika dilakukan di perairan internasional. Demonstrasi dan protes berlangsung di Dublin, termasuk di Leinster House dan Dublin Port, sebagai bentuk solidaritas dengan warga Gaza.

Sementara itu, Hamas masih meninjau proposal Trump dan Netanyahu dengan cermat. Proposal itu menjanjikan aliran bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza di bawah pengawasan internasional, tetapi menimbulkan kontroversi karena tidak memberikan jaminan negara Palestina.

Perang di Gaza terus menelan korban jiwa, sementara proposal perdamaian internasional dan upaya bantuan kemanusiaan di laut menghadapi rintangan. Situasi ini menimbulkan ketegangan diplomatik internasional dan meningkatkan tekanan terhadap Israel serta Hamas untuk menemukan jalan keluar yang dapat diterima semua pihak.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI