Khamenei Sindir Netanyahu di PBB: Iran Pamer Foto Korban Gaza, Ribuan Pendukung Hezbollah Kenang Nasrallah
SinPo.id - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyindir keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai puluhan diplomat meninggalkan ruang sidang Majelis Umum PBB saat Netanyahu berpidato pada Jumat 26 September 2025.
“Rezim Zionis jahat hari ini adalah rezim paling dibenci dan terisolasi di dunia,” tulis Khamenei di platform X, disertai foto Netanyahu yang berpidato di hadapan kursi kosong.
Dalam pidatonya, Netanyahu menyerang negara-negara Barat yang mengakui Palestina sebagai negara dan menegaskan Israel tidak akan membiarkan dunia “memaksakan negara teroris ke tenggorokan kami.” Namun, mayoritas kursi di ruang sidang kosong setelah walkout yang dipimpin oleh Otoritas Palestina dan didukung puluhan negara Arab, Asia, Afrika, serta sejumlah negara Eropa.
Delegasi Iran bahkan mengisi kursi mereka dengan foto-foto anak-anak yang diklaim sebagai korban perang Israel di Gaza.
Iran Perkuat Aliansi Regional
Di saat yang sama, kepala Dewan Keamanan Nasional Iran, Ali Larijani, tiba di Beirut untuk menghadiri peringatan satu tahun kematian Hassan Nasrallah, mantan pemimpin Hezbollah yang tewas dalam serangan udara Israel pada September 2024.
Larijani menyerukan negara-negara kawasan agar melupakan perbedaan dan bersatu menghadapi “konspirasi Israel”. Ia juga menyebut Arab Saudi dan Hezbollah memiliki “musuh bersama”, seraya menanggapi seruan pemimpin baru Hezbollah, Naim Qassem, untuk membuka halaman baru dengan Riyadh.
“Kami siap menghadapi semua skenario. Jika Israel bertindak bodoh menyerang Iran, mereka akan menerima balasan keras,” ujar Larijani.
Ribuan Pendukung Kenang Nasrallah
Ribuan pendukung Hezbollah berkumpul di dekat bandara Beirut untuk memperingati satu tahun kematian Nasrallah. Mereka membawa bendera kuning Hezbollah, bendera Palestina, Lebanon, dan Iran, serta meneriakkan slogan-slogan anti-Israel.
Meski melemah setelah perang 14 bulan melawan Israel yang menewaskan sebagian besar elite militernya, Hezbollah menolak tuntutan internasional agar menyerahkan senjata.
“Menyerahkan senjata adalah mimpi para musuh, tetapi itu akan tetap hanya menjadi mimpi,” kata Ali Jaafar, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang hadir dalam peringatan tersebut.
Hezbollah, yang selama puluhan tahun mendapat dukungan senjata dan dana dari Iran, kini menghadapi tekanan besar dari pemerintah Lebanon dan Amerika Serikat untuk dilucuti, di tengah serangan Israel yang terus berlanjut.
