SIPP Award 2025 Jadi Momentum Integrasi Perencanaan Pembangunan Ramah Lingkungan
SinPo.id - Traction Energy Asia bersama Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) kembali menyelenggarakan kegiatan Strategi Inovasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) Award 2025, setelah 2021 lalu.
Direktur Eksekutif Traction Energy Asia, Tommy Ardian Pratama menilai, SIPP Award 2025 ini sangat istimewa, karena bertepatan dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPD/RPJMD).
"Ini merupakan dua dokumen penting yang cukup strategis yang menjadi pijakan bagi arah pembangunan daerah ke depan. Terus terang, setiap RPJMD yang kami seleksi itu bagus-bagus. Sehingga membawa kesulitan tersendiri, tantangan tersendiri buat kami dalam menyeleksi, ini terus terang saya sampaikan," kata Tommy dalam sambutannya pada SIPP Award 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 25 September 2025.
"Jadi ini merupakan juga tantangan bagi kami dan proses ini tidak hanya sekedar seleksi, tapi juga merupakan upaya nyata untuk melembagakan pembangunan rendah karbon di setiap daerah," sambungnya.
Tommy menyampaikan, perencanaan pembangunan adalah gerbang awal yang menentukan arah masa depan suatu daerah. Dengan perencanaan yang matang, Pemda dapat mengunci komitmen pada pembangunan berkelanjutan yang tak hanya berorientasi pada ekonomi, namun juga keberlanjutan lingkungan, menjaga ekosistem penting, serta tutupan hutan, gambut, mangrove dan lain sebagainya. Ujungnya adalah untuk menyejahterakan masyarakat.
Menurut Tommy, SIPP Award ini sebagai inisiatif bersama yang menghubungkan pemerintah pusat, daerah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong praktik pembangunan rendah karbon yang terukur, terintegrasi dan berkelanjutan.
"Harapannya SIPP Award ini juga menjadi inspirasi sekaligus menggerak transformasi menuju pembangunan hijau, ang tidak hanya berhenti pada wacana, tapi benar-benar terimplementasi, terlaksana di setiap daerah Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus
Koalisi Ekonomi Membumi, Gita Syahrani menerangkan, KEM terdiri dari 29 organisasi, di mana salah satu anggotanya berkomitmen membantu mewujudkan visi bersama di koalisi. Seperti Traction Energy Asia yang merupakan co-chair dari working group advokasi yang fokus kepada kebijakan dan perencanaan baik di nasional maupun daerah.
"Jadi mungkin di awal saya ingin memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk Traction Energy Asia sebagai penyelenggara utama rangkaian kegiatan ini," kata Gita.
Gita menyampaikan, pada tahun 2023 lalu, sebanyak 71 anggota APKASI menandatangani deklarasi komitmen mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan dan ramah sosial ke dalam dokumen RPJPD dan RPJMD nya.
"Dari 71 kabupaten di 2023 tersebut sudah melalui proses yang panjang bekerjasama dengan kementerian dan lembaga sampai akhirnya kita tiba di hari ini. Di mana ada sebagian besar sebetulnya dari teman-teman yang sudah menandatangani deklarasi tersebut yang betul-betul berkomitmen terus mengikuti proses dan sampai akhirnya berhasil menjadi para pemenang di hari ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Gita menekankan pentingnya proses perencanaan yang terintegrasi. Tanpa itu akan sangat sulit untuk mengubah visi dari satu kabupaten menuju lebih ramah lingkungan dan ramah sosial sehingga lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Gita melanjutkan, sebetulnya kegiatan ini bermula dari kegelisah koalisi dalam melihat perekonomian Indonesia dengan target hingga tahun 2040yang dikeluarkan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
"92 persen dari target investasi yang ingin ditarik oleh Indonesia itu hanya terlibat di tiga sektor saja; sektor minyak dan gas sektor batubara dan sektor mineral lainnya," tuturnya.
Padahal, data yang dikeluarkan BNPB menyatakan jika Indonesia hanya tergantung di sektor ekstraktif, maka akan timbul kerugian dari kebencanaan. Baik kerugian dari sisi infrastruktur maupun kesehatan. Dan, bisa jadi kerugiannya jauh lebih besar daripada keuntungan yang dihasilkan dan terutama diterima daerah.
"Sehingga apa yang diwujudkan oleh Bapak dan Ibu Kabupaten yang hari ini sudah hadir betul-betul merupakan bukti nyata bahwa Indonesia terutama melalui kekuatan daerah-daerahnya yang berkomitmen bisa punya opsi sektor yang lebih luas daripada sektor yang sifatnya eksploitatif bisa masuk ke sektor yang bisa dikelola dengan lebih bijak, bisa masuk ke peluang hilirisasi yang lebih ramah lingkungan dan ramah sosial," tuturnya.
Untuk itu, tegas Gita, perencanaan yang matang, agar dapat mewujudkan rantai nilai bioekonomi yang berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat dan yang paling penting menunjukkan keunggulan daerah bagaimana inovasi, sangat penting dilakukan.
"Agar hilirisasi bisa betul-betul berkembang dari daerah untuk Indonesia dari Indonesia untuk dunia," kata dia.
Direktur Eksekutif APKASI Sarman Simanjorang menambahkan, implementasi konsep pembangunan berkelanjutan, sangat dipengaruhi dengan berbagai faktor seperti kewenangan daerah, kemampuan fiskal, kapasitas daerah, kualitas SDA, serta dukungan multipihak.
"Perencanaan menjadi konsep terpenting dalam menentukan tingkat efektivitas keberhasilan capaian visi- misi, tujuan, dan sasaran pembangunan berkelanjutan. Dengan upaya Kabupaten dalam menyusun dokumen perencanaan daerah atau RPJPD dan RPJMD yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan maka perlu diberikan apresiasi atas capaian yang secara komprehensif, inovatif, inisiatif, dan memiliki komitmen dalam mengintegrasikan konsep dan pendekatan pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan daerah," kata Sarman.
Sarman menilai, tidak mudah bagi Pemda mengintegrasikan konsep pembangunan berkelanjutan di tengah tekanan-tekanan politik lokal. Karena itu, SIPP Award layak diselenggarakan untuk memberikan apresiasi dan motivasi kepada Pemerintah Kabupaten yang telah bersusah payah merumuskan visi-misi, tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan berkelanjutan di daerah.
"Kami berharap siapapun yang mendapat penghargaan ini akan terus menjadikan strategis sebagai landasan pembangunan di daerahnya masing-masing," tukasnya.
