Pemprov DKI: Keputusan Perpanjang Uji Coba Tol Fatmawati 2 Berbasis Data
SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut keputusan memperpanjang uji coba pembukaan Gerbang Tol Fatmawati 2 hingga akhir Oktober 2025 bukan sekadar respon terhadap keluhan warga, melainkan berbasis pada evaluasi data lalu lintas yang ketat.
“Kami tidak mau lagi mengambil keputusan infrastruktur tanpa data. Pembukaan gerbang tol ini dilanjutkan karena terbukti secara kuantitatif mampu mengurangi kemacetan,” ujar Pramono dalam keterangannya, Minggu, 21 September 2025.
Adapun gerbang Tol Fatmawati 2 di kawasan Jalan R.A. Kartini selama ini dikenal sebagai simpul kemacetan, terutama pada jam-jam sibuk. Uji coba pembukaan gerbang tol sejak 15 September lalu menunjukkan tren positif dalam menekan volume kendaraan di ruas-ruas sekitar, khususnya TB Simatupang dan arteri R.A. Kartini.
Berdasarkan hasil evaluasi lima hari terakhir, volume kendaraan yang masuk melalui tol tersebut mencapai 3.052 unit, dengan rerata harian 610 kendaraan. Pramono menyebut, jumlah ini berbanding lurus dengan turunnya kepadatan lalu lintas sebesar 17,15 persen di Jalan R.A. Kartini selama jam puncak.
Tak hanya itu, analisis teknis mencatat beberapa indikator perbaikan kinerja jalan:
-Kapasitas ruas Jalan R.A. Kartini meningkat 26 persen.
-Volume per kapasitas (VC ratio) turun 21,4 persen.
-Kecepatan rata-rata jaringan naik hampir 16 persen.
-Secara keseluruhan, kinerja lalu lintas meningkat 18,65 persen.
“Angka-angka ini bukan sekadar statistik, tapi mencerminkan kebutuhan riil masyarakat akan akses yang lebih efisien. Ini bukti bahwa kebijakan berbasis data mampu menyelesaikan masalah lalu lintas secara lebih presisi,” kata Pramono.
Selama masa uji coba, kata dia, akses tol dibuka secara gratis untuk mendorong peralihan pengguna kendaraan dari jalur arteri ke jalur bebas hambatan. Pramono menyebut kebijakan ini sebagai bagian dari pendekatan transisi menuju sistem lalu lintas yang lebih tertib dan terukur.
Pramono juga mengapresiasi partisipasi warga dan pengguna jalan yang memberi masukan selama proses uji coba berlangsung. Dia menilai keterlibatan publik penting untuk membangun tata kelola lalu lintas yang responsif.
“Pemprov DKI berharap arus kendaraan di Jakarta Selatan bisa makin tertata, dengan model intervensi seperti ini kami belajar bahwa solusi tidak selalu harus bersifat besar—tetapi tepat sasaran,” tandasnya.
